Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Danamon Fokus Garap UKM dan Mikro di KTI

Bisnis.com, MAKASSAR--Bank Danamon akan memperkuat pasar kredit di segmen usaha kecil menengah dan mikro di wilayah timur dengan menyasar daerah pelosok.
ukm/antara
ukm/antara

Bisnis.com, MAKASSAR--Bank Danamon akan memperkuat pasar kredit di segmen usaha kecil menengah dan mikro di wilayah timur dengan menyasar daerah pelosok.

Regional Head Danamon Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), Hengky Tanring mengatakan potensi yang masih sangat besar dan belum terjangkau maksimal terkhusus pada pelosok menjadi tantang sekaligus peluang bagi perseroan untuk melakukan penterasi.

"Tetapi memang untuk pelosok sendiri, kecenderungannya itu stagnan karena persoalan akses. Tetapi di perkotaan cukup ekspansif, seperti di Makassar untuk Regional Sulampua," katanya, Kamis (9/3/2017).

Pada segmen tersebut, lanjut Hengky, seluruh sektor potensial akan disasar secara simultan seperti perdagangan, jasa hingga sektor agrarikultur yang meliputi pertanian, kelautan dan perikanan, yang memungkinkan mendapatkan pembiayaan SME maupun Danamon Simpan Pinjam (DSP).
 
Menurutnya, langkah tersebut diproyeksikan ikut berkontribusi dalam menjaga tren positif penyaluran kredit segmen UKM yang tumbuh 10% sepanjang tahun lalu secara nasional serta memperbaiki kinerja penyaluran kredit mikro perseroan melalui DSP yang melemah pada 2016.

Hengky memerinci, sepanjang tahun lalu kredit UKM perseroan kumulatif nasional mencapai Rp24,7 triliun atau tumbuh 10% secara tahunan, namun untuk kredit mikro melalui DSP turun 30% menjadi Rp10,2 triliun sepanjang tahun lalu.

Lebih lanjut, kata dia, perseroan juga akan memperkuat kualitas SDM maupun infrastruktur penunjang pelayanan dalam mendukung penetrasi pada sektor UKM hingga mikro di wilayah timur.

"Di sisi lain, kami juga akan tetap memperhatikan dan menjaga kualitas kredit yang disalurkan," ucapnya.

Sekadar diketahui, perseroan pada 2016 secara nasional mampu memperbaiki kualitas aset yang tercermin dari turunnya total kredit bermasalah sebesar 4% menjadi Rp3,7 triliun seiring dengan penerapan prosedur pengelolaan resiko yang pruden.

Sementara itu, kredit yang telah direstrukturasi turun 9% menjadi Rp3,5 triliun serta NPL berada pada posisi 3,1% atau masih berada di bawah ambang batas yang ditentukan regulator sebesar 5%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : News Editor
Sumber : antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper