Bisnis.com, MAKASSAR - Rencana menjadikan Pelabuhan Makassar sebagai hub ekspor untuk melayani perdagangan langsung ke beberapa negara disambut baik oleh para pelaku logistik di wilayah timur Indonesia, utamanya mereka yang bergerak di bidang ekspor-impor.
Ketua DPD Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) Arief R Pabettingi mengatakan kebijakan tersebut diproyeksi membuka peluang yang makin lebar akan pengembangan potensi perdagangan komoditas di wilayah timur.
Beberapa komoditas unggulan yang diperkirakan akan melejit penjualannya antara lain nikel, rumput laut, kakao, udang, hingga rempah-rempah seperti merica, cengkeh, dan pala.
Hanya saja, rencana tersebut harus diimbangi dengan upaya para pemangku kebijakan dalam memperbanyak jumlah negara tujuan yang bisa dijadikan sasaran ekspor langsung dari Pelabuhan Makassar.
Saat ini, ekspor langsung dari Pelabuhan Makassar baru menuju China dengan kerja sama perusahaan pelayaran internasional SITC dan Wan Hai Lines.
Realisasi kerja sama itu belum sebanding dengan kapasitas Makassar New Port (MNP) yang bisa menampung peti kemas hingga 2,5 juta TEUs.
Baca Juga
Maka dari itu, Arief berharap, pemerintah dan Pelindo bisa memperbanyak kerja sama dengan berbagai perusahaan pelayaran agar negara tujuan ekspor makin beragam dengan kapasitas yang lebih besar dibandingkan saat ini.
"Tentu harapan kami harus ada pelayaran lain, ada pilihan. Makin banyak makin bagus, bisa mengover volume yang disiapkan MNP. Ekspor langsung ini saya yakin akan meningkatkan volume perdagangan internasional di Indonesia timur," kata Arief kepada Bisnis, Rabu (4/6/2025).
Di sisi lain, meski sudah ada pelayanan ekspor dari Makassar ke China, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik, realisasi ekspor Sulsel ternyata mengalami penurunan cukup tajam yakni 20,73% pada Januari-April 2025, atau hanya terealisasi US$507,28 juta.
Arief menyebut hal ini dipicu kondisi perdagangan internasional yang sedang memburuk. Rencana kenaikan tarif yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ternyata membuat sentimen perdagangan bergejolak lebih cepat.
Bukan hanya realisasi ekspor komoditas yang dikirim ke AS saja yang terdampak, namun juga ke China. Parahnya, China merupakan salah satu negara tujuan terbesar untuk ekspor asal Sulsel.
China diketahui bayak mengirim barang olahan ke AS dengan raw materials yang berasal dari Sulsel. Artinya, jika ekspor China ke AS terdampak besar, begitu pun dengan ekspor Sulsel ke China.
"Belum lagi ada beberapa sistem pembatasan kuota yang diterapkan di beberapa komoditas, serta kebijakan tarif non tarif yang diberlakukan. Itu semua adalah faktor-faktor yang menghambat ekspor kita tahun ini," ujar Arief.