Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PHRI Sulsel Waswas Efek Domino Efisiensi Anggaran di Era Prabowo

Ketua PHRI Sulsel Anggiat Sinaga mengatakan efek secara langsung efisiensi anggaran era Prabowo Subianto tentu bisa membuat hotel makin sepi.
PO Hotel menawarkan beragam promo kuliner yang dapat dinikmati para tamu saat menginap ataupun berlibur di hotel. /Foto: Istimewa
PO Hotel menawarkan beragam promo kuliner yang dapat dinikmati para tamu saat menginap ataupun berlibur di hotel. /Foto: Istimewa

Bisnis.com, MAKASSAR - Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) khawatir okupansi hotel di Sulawesi Selatan (Sulsel) makin menyusut imbas efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Lebih jauh, hal tersebut bahkan dianggap bisa membuat beberapa sektor lain yang bergantung pada hotel juga tertekan.

Ketua PHRI Sulsel Anggiat Sinaga mengatakan efek secara langsung pemangkasan anggaran tentu bisa membuat hotel makin sepi. Kunjungan kerja ke Sulsel hingga pelaksanaan event seremoni pemerintahan yang dibatasi berpotensi menurunkan tingkat hunian.

Begitu pun juga dengan pembatasan anggaran makan minum pemerintah di restoran, yang akan menurunkan tingkat kunjungan.

Namun, dia mengatakan efek yang lebih besar dikatakannya bisa membuat sektor-sektor yang selama ini cukup bergantung pada perhotelan dan restoran juga merasakan dampak. Pasalnya, pembelian komoditas pangan yang selama ini cukup menyuplai kebutuhan para tamu hotel.

"Jika melihat efek yang lebih luas dari efisiensi yang bisa menurunkan hunian hotel, tentu pada permintaan beras, sayuran, daging dan ayam yang juga akan berkurang. Tentu efek ekonominya akan lebih luas bagi masyarakat," ungkapnya saat dikonfirmasi, Selasa (11/2/2025).

Anggiat berharap pemerintah bisa memahami dampak sejumlah faktor tersebut, serta bisa mengevaluasi kembali kebijakan yang dianggapnya akan merugikan beberapa pihak.

"Petani, nelayan dan sebagainya pasti akan mengalami pengaruh akibat perputaran uang melemah. Okupansi dan event melemah, permintaan hasil tani, nelayan dan peternak juga akan berkurang. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan, makanya kebijakan tersebut butuh evaluasi," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper