Bisnis.com, MAKASSAR - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim kemarau di Sulawesi Selatan (Sulsel), utamanya di bagian pesisir barat dan selatan, baru akan berakhir pada akhir Oktober 2024. Selama musim tersebut, wilayah ini akan dilanda cuaca panas hingga berpotensi menyebabkan kekeringan di beberapa daerah.
Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar Asriani Idrus menyebut dua bagian pesisir ini umumnya memang mengalami musim kemarau lebih awal dibandingkan wilayah lain. Suhu tertingginya saat ini bahkan mencapai 35 derajat Celsius. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan Oktober 2024 dengan puncak suhu yang bisa mencapai 36 derajat Celsius.
Dampak musim kemarau yang menyebabkan kekeringan pun tercatat telah terjadi di Kabupaten Jeneponto dan Takalar. Bahkan dikhawatirkan kekeringan ini akan melanda beberapa daerah lain di sekitar, mulai dari wilayah Kabupaten Gowa bagian barat, sebagian wilayah Maros, sebagian Pangkep, hingga sebagian Kota Makassar.
"Agustus lalu kan puncak musim kemarau, jadi wajar kalau sekarang wilayah-wilayah ini masih panas. Ada potensi kekeringan, utamanya di wilayah pesisir bagian barat dan sebagian di selatan," ungkapnya ketika dihubungi Bisnis, Senin (9/9/2024).
Asriani menambahkan jika kondisi cuaca di Sulsel ini berbeda tiap wilayahnya. Untuk bagian pesisir timur, musim kemarau bahkan diperkirakan akan berlangsung hingga awal 2025. Sementara di bagian utara, terpantau hingga saat ini masih sering terjadi hujan.
"Di bagian utara sekarang masih sering terjadi hujan, seperti wilayah Enrekang, Luwu, Toraja, dan sekitarnya. Kalau di timur seperti Bone, Sinjai, Wajo dan sekitarnya sudah kemarau, bahkan diperkirakan musim hujannya sampai awal tahun depan, di Desember itu masih kemarau," jelasnya.
Baca Juga
Maka dari itu, dia mengimbau agar masyarakat bisa tetap waspada di tengah cuaca panas yang melanda dengan tidak menggunakan air berlebihan. Selain itu perlu juga meningkatkan kewaspadaan akan terjadinya kebakaran.