Bisnis.com, MAKASSAR - Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Sulawesi Selatan (Sulsel) pada periode Januari - Juli 2024 tercatat mencapai Rp10,16 triliun, tumbuh tinggi 44,04% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp7,05 triliun.
Angka ini sekaligus menjadikan Sulsel sebagai provinsi dengan penyalur KUR tertinggi di luar Pulau Jawa.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPb) Provinsi Sulsel Supendi mengatakan lonjakan tersebut dipicu kebijakan pemerintah setempat yang tengah mendorong transaksi KUR tahun ini bisa naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya atau bisa memenuhi target Rp30 triliun sepanjang 2024.
"Selain itu realisasi KUR Sulsel tahun lalu yang baru disalurkan pada Maret 2023 akibat perubahan aturan penyaluran di awal tahun, memberi dorongan realisasi transaksi yang tercatat cukup tinggi pada awal 2024," ungkapnya kepada wartawan, Senin (26/8/2024).
Supendi menambahkan, KUR mikro tercatat mendapat alokasi paling dominan mencapai Rp8,08 tiliun dengan 181.787 debitur terhitung per Juli 2024. Kemudian KUR kecil dengan realisasi Rp2,03 triliun dengan 8.711 debitur, dan KUR super mikro Rp46,8 miliar dengan 5.083 debitur.
Berdasarkan sektor penyalurannya, sektor pertanian, perburuan dan kehutanan mendapat porsi paling besar selama periode tersebut mencapai Rp4,41 triliun. Kemudian disusul sektor perdagangan besar dan eceran mencapai Rp3,59 triliun.
Baca Juga
Sektor lainnya yang mendapat penyaluran terbesar antara lain jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya senilai Rp827,85 miliar, industri pengolahan sebesar Rp450,25 miliar, dan perikanan sebesar Rp400,70 miliar.
Sementara berdasarkan penyalurnya, BRI tercatat menyalurkan KUR paling besar senilai Rp8,34 triliun dengan 162.208 debitur.
Disusul Bank Mandiri sebesar Rp974,37 miliar dengan 7.016 debitur, BNI sebesar Rp228,99 miliar dengan 921 debitur, BSI sebesar Rp215,44 miliar dengan 1.388 debitur, dan Pegadaian Syariah sebesar Rp166,83 miliar dengan 1.386 debitur.