Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sulsel Deflasi 0,26% pada Juni 2024, Dipicu Penurunan Harga Makanan dan Transportasi

Kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau memberi andil paling besar terhadap deflasi bulanan di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, MAKASSAR - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Sulawesi Selatan (Sulsel) terjadi deflasi secara bulanan (mtm) pada Juni 2024 sebesar 0,26%. Penurunan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, serta transportasi menjadi pemicu utama.

Kepala BPS Sulsel Aryanto menjabarkan, kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau memberi andil paling besar terhadap deflasi bulanan wilayah ini dengan mencatatkan penurunan paling tinggi yaitu 0,73%. Setelah itu disusul kelompok pengeluaran transportasi yang juga mencatatkan deflasi sebesar 0,48%.

Selain dua kelompok tersebut, kelompok lain yang juga mengalami deflasi adalah kesehatan sebesar 0,18% dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,07%.

"Ada empat kelompok pengeluaran di Sulsel yang mengalami penurunan harga pada Juni 2024 yang berhasil memberi andil deflasi wilayah ini, makanan dan transportasi paling mempengaruhi. Sementara kelompok lain tercatat mengalami inflasi," paparnya, Senin (1/7/2024).

Aryanto menambahkan, komoditas yang dominan memberikan andil deflasi antara lain tomat, angkutan udara, daging ayam ras, bawang merah, ikan teri, telur ayam ras, beras, ikan cakalang/ ikan sisik, cabai rawit, ikan layang, bawang putih, dan kangkung. 

Tercatat hampir semua kota IHK di Sulsel mengalami deflasi secara bulanan, Makassar mengalami deflasi paling tinggi mencapai 0,35%, disusul Palopo 0,32%, Luwu Timur 0,29%, Wajo 0,2%, Sidrap 0,14%, dan Watampone 0,13%.

Sedangkan dua kota lainnya mengalami inflasi, yaitu Parepare inflasi 0,34% dan Bulukumba 0,01%.

Sementara jika melihat kondisi secara tahunan, Sulsel tercatat mengalami inflasi sebesar 2,03% pada Juni 2024. Ditunjukkan melalui kenaikan pada kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,06%; pakaian dan alas kaki 0,71%; perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,4%; perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,79%; hingga kelompok kesehatan 1,71%.

Komoditas yang dominan memberikan andil paling besar antara lain beras, emas perhiasan, Sigaret Kretek Mesin (SKM), cabai rawit, gula pasir, kontrak rumah, cumi-cumi, Sigaret Kretek Tangan (SKT), daun bawang, ikan layang, bawang merah, bawang putih, perguruan tinggi, udang basah, Sigaret Putih Mesin (SPM), kangkung, bensin, kopi bubuk, ikan gabus, dan tarif rumah sakit. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper