Bisnis.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mulai menerbangkan satu unit helikopter khusus untuk mengangkut korban erupsi Gunung Ruang di Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara yang sakit.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Sabtu (4/5/2024), mengatakan, karena daya angkut heli yang terbatas maka penggunaannya hanya dikhususkan untuk mengevakuasi atau mengangkut korban yang sakit.
Untuk proses evakuasi korban secara menyeluruh BNPB masih mengandalkan bantuan angkutan kapal penyeberangan laut dan angkutan darat milik TNI AL, Basarnas, Kodam XIII/Merdeka, Polda Sulawesi Utara dan seterusnya.
Data terakhir dari BNPB, setidaknya dari 12 ribu orang korban masih ada sebanyak 5.719 orang yang berada di Pulau Tagulandang pada radius tujuh kilometer dari puncak Gunung Ruang dan harus dievakuasi ke luar pulau itu.
"Jadi heli diterbangkan untuk keperluan darurat yang butuh penanganan segera misalnya evakuasi korban sakit," kata dia.
Selain itu, ia menyebutkan, heli tersebut juga mulai difungsikan oleh tim BNPB untuk memantau aktivitas Gunung Ruang secara langsung dari udara.
Baca Juga
Seperti yang dilakukan Sabtu pagi pada pukul 07.56 WITA, menurut dia, tim BNPB berhasil melakukan pemantauan udara dari Manado - Tagulandang tanpa hambatan maupun gangguan selama perjalanan.
Ia menjelaskan, satu unit helikopter itu sebetulnya telah disiagakan sejak 20 April 2024 di Lapangan Bola Stadion Klabat, Manado untuk membantu percepatan segenap upaya penanganan darurat dampak erupsi Gunung Ruang.
Namun karena kondisi sekitar Gunung Ruang dalam jarak tertentu yang belum memungkinkan maka heli BNPB tersebut baru bisa diterbangkan sekarang dengan rute Manado ke Pulau Tagulandang.
Terlepas dari itu, Abdul berharap aktivitas Gunung Ruang bisa terus menurun dan segera kembali normal sehingga semua aktivitas sosial masyarakat di sekitarnya bisa normal dan perekonomian daerah bertumbuh lagi.
Sebelumnya, Badan Geologi Kementerian ESDM melaporkan aktivitas Gunung Ruang masih berlangsung sebagaimana hasil dari pengamatan yang dilakukan pada Jumat (3/5) malam.
Dalam pengamatan tersebut tim Badan Geologi masih merekam gempa letusan, gempa vulkanik dangkal, dalam dan gempa tektonik jauh, serta tremor menerus dengan energi yang relatif kecil.
Kemudian, pengamatan secara visual juga masih didapati asap kawah berwarna putih-kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi pada kisaran 100-300 meter dari puncak kawah. Namun kondisi aktivitas Gunung Ruang itu relatif menurun jika dibandingkan pada saat erupsi 17 April dan 30 April 2024.