Bisnis.com, MAKASSAR — Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Selatan (Sulsel) menyebut beberapa indikator sistem pembayaran nontunai di wilayah operasionalnya mengalami pertumbuhan sepanjang tahun ini hingga 15 Maret 2024.
Kepala KPwBI Sulsel Rizki Ernadi Wimanda memerinci, transaksi kartu kredit yang tercatat sebesar Rp837 miliar menjadi instrumen yang mengalami pertumbuhan paling tinggi mencapai 39% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari sisi volume, kenaikannya juga mencapai sebesar 14% menjadi lebih dari 329.000 kali transaksi. Peningkatan ini sejalan dengan jumlah kartu kredit di Sulsel yang tumbuh 1,21% menjadi 373.000 keping.
"Beberapa kebijakan Bank Indonesia seperti minimum payment sebesar 5% dan nilai denda keterlambatan pembayaran maksimal 1% mempengaruhi peningkatan transaksi ini," ungkapnya, Rabu (24/4/2024).
Selain kartu kredit, transaksi uang elektronik juga tumbuh positif dibandingkan periode yang sama pada 2023. Nominalnya meningkat 15,7% atau mencapai Rp1,3 triliun dengan volume transaksi mencapai 14 juta kali pada periode tersebut.
Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) menjadi pembayaran dengan pertumbuhan paling pesat dengan nilai transaksi mencapai Rp1,1 triliun atau tumbuh 156%, dengan volume 8 juta kali. Hal ini dikatakannya merupakan dampak dari perkembangan di sisi supply dan demand QRIS.
Baca Juga
Sementara transaksi melalui kartu ATM/Debit mengalami kontraksi 10% menjadi Rp37,4 triliun, dengan volume yang juga mengalami penurunan 5% menjadi 31,3 juta kali. "Meskipun begitu, jumlah kartu ATM atau Debit kini sudah mencapai 9,4 juta unit atau meningkat 16% dibanding periode tahun lalu," tuturnya.