Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jusuf Kalla Proyeksikan Pabrik Nikel Sulfat di Luwu Rampung November 2024

Pabrik yang dibangun melalui PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) ini merupakan pabrik kedua di lokasi , setelah pabrik pertama yang memproduksi feronikel rampung.
Jusuf Kalla (tengah) saat meninjau smelter nikel PT BMS di Luwu, Sulsel./PT BMS.
Jusuf Kalla (tengah) saat meninjau smelter nikel PT BMS di Luwu, Sulsel./PT BMS.

Bisnis,com, MAKASSAR — Wakil Presiden RI ke 10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) memperkirakan pembangunan pabrik pengolahan nikel sulfat miliknya yang terletak di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel) rampung pada akhir 2024. Saat ini progres pembangunnya diklaim telah mencapai 40%.

Pabrik yang dibangun melalui PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) ini merupakan pabrik kedua di area lokasi tersebut, setelah pabrik pertama yang memproduksi feronikel rampung. 

"Saat ini, pembangunan Pabrik 2 untuk nikel sulfat bahan baku pembuatan baterai mobil listrik progresnya hampir setengah jadi, diperkirakan mulai operasi secara normal pada akhir 2024," ungkap JK melalui keterangan resmi, Selasa (23/4/2024).

JK mengungkapkan jika perusahaannya kini tengah berusaha merampungkan total empat pabrik di area lokasi tersebut yang akan dirampungkan secara bertahap. Tenaga kerja yang bisa diserap pun diproyeksi mencapai ribuan pekerja, dengan rincian, satu pabrik akan menyerap sekitar 1.000 orang.

"Kami memastikan bahwa seluruh smelter akan lebih mengutamakan pekerja dalam negeri. Kemungkinan hanya akan menggunakan tenaga kerja dari China di bagian konsultan saja," tuturnya.

Sementara Site Manager PT BMS Zulkarnain mengatakan pabrik nikel sulfat ini ditarget bisa rampung pada November 2024 dengan menghasilkan jenis nickel sulphate battery grade. Dia mengklaim ini merupakan satu-satunya pabrik di Indonesia yang mampu mencetak nikel jenis tersebut.

Diproyeksi pabrik ini bisa menghasilkan sekitar 40.000 metrik ton nikel sulfat pertahun. Nilai investasinya ditaksir menyentuh Rp1,5 triliun. "Untuk bijih nikel sendiri kita dapatkan dari beberapa opsi yang berasal dari Sulawesi Tenggara, misal dari Kolaka dan Kolaka Utara," paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler