Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menargetkan pengembangan lahan budi daya nanas seluas 20.000 hektare dalam dua tahun ke depan untuk merangsang masuknya berbagai industri bagi komoditas ini. Tujuan utamanya untuk menjadikan Sulsel sebagai salah satu daerah pengekspor nanas di Indonesia.
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin mengatakan saat ini Indonesia baru bisa memenuhi 1% permintaan dunia akan nanas, dengan potensi lebih dari 30 negara yang bisa dijadikan sebagai tujuan penjualan. Maka dari itu dia mendorong agar Sulsel bisa menjadi bagian dari pemenuhan permintaan tersebut.
"Nanas merupakan salah satu komoditas ekspor, sehingga Sulsel harus ambil bagian karena dareah ini potensial. Tapi kita harus ciptakan dulu industrinya, untuk menjadi industri, nanas harus ditanam dalam jumlah besar hingga puluhan ribu hektare," ungkapnya di Makassar, Minggu (24/3/2024).
Dia merinci, saat ini sudah ada beberapa Kabupaten di Sulsel yang memproduksi nanas, meskipun masih dalam skala kecil. Beberapa di antaranya yaitu Kabupaten Barru, Luwu Utara, Bone, dan Sinjai, yang masing-masing hanya memiliki lahan seluas 200 hektare saja.
Padahal nanas dari beberapa daerah tersebut, dikatakannya memiliki kualitas yang berpotensi untuk diekspor. Makanya pihaknya akan mendukung upaya perluasan lahan tanam komoditas ini supaya ekosistem industrinya tercipta, dan bisa masuk ke pasar global.
"Kita harus dorong agar Sulsel bisa menjadi provinsi penghasil nanas untuk skala industri dan memenuhi pasar ekspor. Nanas harus diproduksi massal, jika ingin dibangun pabrik pengolahan nanas, misalnya dalam kemasan kaleng," jelas Bahtiar.
Baca Juga
Sebelumnya, Pemprov Sulsel juga telah melakukan penanaman nanas di sejumlah daerah, salah satunya di Kabupaten Wajo. Di daerah ini, Bahtiar bahkan mendorong Desa Palippu sebagai salah satu desa percontohan pengembangan budi daya nanas.