Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kiat Lindayati Populerkan Sekomandi ke Mancanegara, Tenun Tradisional dari Campuran Rempah

Tenun Tradisional dari Campuran Rempah Sekomandi bisa terkenal hingga ke Mancanegara
Produk Tenun Kubang di Inacraft/Bisnis-Reni Efita
Produk Tenun Kubang di Inacraft/Bisnis-Reni Efita

Bisnis, MAKASSAR - Tidak hanya sekedar melestarikan, Lindayati berhasil mempopulerkan tenun sekomandi ke masyarakat dunia.

Tenun tradisional asal Sulawesi Barat (Sulbar) yang diperkirakan telah ada sejak lebih dari 400 tahun ini, kini mulai dikenal dan memiliki pasar yang lebih luas.

Tenun ini dipercaya menjadi salah satu tenun tertua di dunia. Sekomandi berasal dari dua kata, seko berarti persahabatan dan kekerabatan, mandi berarti kekuatan dan ketegasan. Setiap corak dan warna benang dari tenun sekomandi mengandung makna spiritual. 

Uniknya, proses pembuatan benang pada tenun ini menggunakan serat kapas yang kemudian dicampur dengan rempah-rempah seperti cabai, lengkuas, kemiri, hingga kunyit. Bahan-bahan ini digunakan sebagai pewarna alami kain, dipercaya bisa memberikan kesan warna alam yang terkandung pada tenun.

"Rempah-rempah ini gunanya untuk memperkuat warna alam, melekatnya bagus. Meskipun banyak orang ada yang buat menggunakan pewarna sintetis, tapi nilai warnanya tidak sebagus warna alam kalau menggunakan cabai, lengkuas, kemiri, kunyit," ungkap Lindayati kepada Bisnis, Kamis (14/3/2024).

Dia berkisah, metode pembuatan tenun macam ini telah diciptakan oleh para leluhurnya, dengan memegang filosofi alam dan gaib, yang tetap dipertahankan hingga saat ini. Alam, karena bahan bakunya yang berasal dari alam, serta gaib karena ditemukan melalui mimpi.

"Warna dari rempah itu sudah disediakan dari alam, jadi kita perkuat warna tenun di situ. Kemudian gaib karena ada cerita dibalik motif-motif yang tercipta yang didapat melalui mimpi," paparnya.

Lindayati mengatakan dirinya mengenal tenun sekomandi tersebut dari ibunya, kemudian dia mendirikan Fenisa 05 pada 2007 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) sebagai upaya melestarikan dan mempopulerkan tenun tradisional ini. Dia percaya, pembuatan tenun sekomandi hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki ikatan keluarga, sehingga pelestarian menjadi salah satu tugasnya.

Meskipun saat ini teknik pembuatan kain umumnya telah menggunakan alat-alat yang lebih modern, Fenisa 05 masih tetap mempertahankan alat dan teknik pembuatan tradisional. Hal tersebut diyakini akan membuat tenun sekomandi selalu alami dan memiliki ciri khas tersendiri.

Proses pembuatan tenun ini cukup panjang, sampai berbulan-bulan bahkan ada yang sampai satu tahun untuk produk khusus. Waktu tersebut dibutuhkan mulai dari membuat adonan rempah hingga penenunan.

Lindayati menjelaskan, rempah cabai, lengkuas, kemiri, dan kunyit terlebih dahulu dihaluskan dan dicampur air. Adonan tersebut kemudian direbus bersama dengan benang yang terbuat dari serat kapas sebanyak dua kali dalam sehari. Proses ini memakan total waktu sekitar 10 hari.

Setelah dijemur dan kering, proses selanjutnya adalah pengikatan benang yang bisa memakan waktu sampai seminggu lamanya. Selanjutnya proses pewarnaan lanjutan yang bisa memakan 2-3 hari.

"Kemudian membuka ikatan bisa sampai seminggu, jadi totalnya semua ini sebulan. Terus masuk ke menenun, misal untuk syal dalam seminggu itu bisa dapat 6-8 lembar. Tapi ada juga kain yang panjang sampai 10 meter edisi terbatas, bisa sampai satu tahun," terangnya.

Melalui proses pembuatan selama itu, maka tak salah jika harga dari tenun sekomandi juga terbilang cukup tinggi. Satu lembar kain ada yang dihargai sekitar Rp7 juta, bahkan beberapa diantaranya dihargai mulai dari Rp30 juta - Rp80 juta.

Di Fenisa 05 sendiri, tenun sekomandi telah dikreasikan menjadi berbagai jenis busana. Seperti tunik tenun dari harga Rp850.000, outer sekitar Rp1 juta, hingga gaun yang dibanderol sekitar Rp2 juta.

"Mungkin orang kalau lihat harganya saja, bilangnya mahal. Tapi kalau tahu sejarahnya, maknanya, sampai proses pembuatannya, maka harga segitu akan sangat wajar," katanya.

Meskipun begitu, tenun sekomandi karya Fenisa 05 telah memiliki pasarnya sendiri. Lindayati mengatakan hal tersebut terjadi saat dia mulai menjadi bagian dari pelaku UMKM binaan Bank Indonesia. Bank sentral memberinya banyak pengetahuan soal manajemen usaha, juga memperluas relasi pemasaran.

Begitu juga dengan berbagai even yang diikuti, yang rata-rata diinisiasi oleh Bank Indonesia. Sehingga pembelinya kini bukan hanya dari dalam negeri saja, melainkan sudah sampai mancanegara. Tercatat beberapa orang dari Dubai dan Jepang sudah membeli tenun buatan Lindayati.

"Fenisa 05 ini memang mulai berkembang saat jadi bagian dari binaan Bank Indonesia, karena di situ saya baru tahu, oh ternyata kita bisa berkembang dengan ikut di beberapa event, orang jadi banyak tahu sekomandi. Pembelinya sekarang juga sudah sampai ke luar negeri," tuturnya.

Lindayati pun berharap, untuk kedepannya Fenisa 05 bisa semakin berkembang hingga memperluas pasarnya di negara-negara lain. Selain itu dia juga akan mulai berinovasi membuat berbagai souvenir seperti tas, syal, outer, yang memiliki harga lebih terjangkau supaya bisa menjaring pasar baru.

"Kami sekarang juga sudah jalin kerjasama dengan Malaysia, harapannya dalam waktu dekat bisa ekspor ke sana. Kami juga akan buat souvenir yang haraganya lebih murah supaya semua orang bisa beli," tutupnya.

1710539124_f5502b3c-9aaf-475f-8fad-7e899ea381b2.
1710539124_f5502b3c-9aaf-475f-8fad-7e899ea381b2.

1710539124_056d0789-27df-40ad-86c2-225b9ace30c6.
1710539124_056d0789-27df-40ad-86c2-225b9ace30c6.

1710539125_f3483f9c-18cf-4300-b4c2-4a905e2977e8.
1710539125_f3483f9c-18cf-4300-b4c2-4a905e2977e8.

1710539126_388580c8-6e0b-4fde-a10e-af2ede173b0f.
1710539126_388580c8-6e0b-4fde-a10e-af2ede173b0f.

1710539126_c6441a52-adab-4bb8-9158-c2bc848f8b2a.
1710539126_c6441a52-adab-4bb8-9158-c2bc848f8b2a.

1710539127_38bb7f18-b81a-4b95-b861-d3de91a6106a.
1710539127_38bb7f18-b81a-4b95-b861-d3de91a6106a.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler