Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Tomat di Luwu Timur Melonjak 200%, Sulsel Instruksikan Penanganan

Sejumlah komoditas pangan di Kabupaten Luwu Timur, Sulsel melonjak tinggi per 22 Januari 2024.
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin (menunduk) tengah meninjau harga sejumlah kebutuhan pokok di Pasar Malili, Luwu Timur, Senin (22/1/2024)./Pemprov Sulsel.
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin (menunduk) tengah meninjau harga sejumlah kebutuhan pokok di Pasar Malili, Luwu Timur, Senin (22/1/2024)./Pemprov Sulsel.

Bisnis.com, MAKASSAR - Harga sejumlah komoditas pangan di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel) melonjak tinggi per 22 Januari 2024. Tomat menjadi komoditas yang menjadi perhatian khusus karena kenaikan harganya melambung hingga 200%.

Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin pun meminta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) hingga jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Luwu Timur untuk turun tangan menstabilkan harga kebutuhan pokok tersebut.

"Kami telah meminta TPID hingga jajaran Forkopimda Kabupaten Luwu Timur untuk turun tangan. Terus melakukan koordinasi dan komunikasi untuk pengendalian inflasi, memastikan kebutuhan pokok tersedia dan harganya terjangkau," ujarnya seusai melakukan peninjauan di Pasar Malili, Luwu Timur, Senin (22/1/2024).

Berdasarkan hasil peninjauan, harga tomat di wilayah tersebut kini mencapai Rp30.000 perkilogram. Padahal harga normalnya hanya di angka Rp10.000 perkilogram atau paling mahal Rp15.000 perkilogram. Hal tersebut, dikatakannya, dipicu oleh jarak pengiriman yang jauh dari penyuplai, dan disertai oleh cuaca yang buruk di wilayah Sulsel.

"Tapi untuk saat ini yang terpenting, barangnya tersedia dulu. Sekarang kita akan berusaha untuk menindaklanjuti. Karena selain tomat, beberapa komoditas lain juga naik, seperti ikan bandeng naik Rp5.000, begitu juga dengan bawang merah, bawang putih, dan kentang," paparnya.

Sementara Bupati Luwu Timur Budiman mengatakan, kenaikan harga sejumlah komoditas di wilayahnya disebabkan karena jarak yang cukup jauh dari daerah penyuplai. Kecuali buah-buahan dan jenis sayuran tertentu. 

Saat ini pihaknya akan melakukan upaya pengendalian, dengan berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat untuk menstabilkan harga-harga di pasaran. "Dalam waktu dekat ini kita akan koordinasi dan komunikasikan bagaimana mengatasi agar bisa harga normal kembali," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler