Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar, Sulawesi Selatan, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) fokus memantau empat kecamatan di kota itu yang rawan banjir.
"Terdapat empat kecamatan yang menjadi fokus pengawasan karena rawan banjir yakni Kecamatan Tamalanrea, Biringkanaya, Manggala, dan Panakkukang. Namun bukan berarti pengawasan tidak dilakukan di kecamatan lain," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Makassar Achmad Hendra Hakamuddin di Makassar, Minggu (14/1/2024).
Berdasarkan pengalaman tahun lalu, lanjutnya, banjir terjadi hampir terjadi di seluruh kecamatan, namun keempat kecamatan itulah yang kerap menjadi langganan banjir.
Untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi itu, kata dia, BPBD saat ini sudah dibekali berbagai peralatan canggih, mulai dari perahu karet, truk serbaguna, ambulans, mesin, motor listrik, safety helmet, genset, mesin, alat selam, drone, dan peralatan lainnya.
Peralatan paling terbaru BPBD Makassar adalah drone robot bawah laut, Remotely Operated Vehicle (ROV) yang dikendalikan menggunakan remote control.
“Alat ini kami gunakan untuk penyelamatan di bawah laut, memudahkan personel dalam melakukan pencarian, juga meminimalisir kecelakaan personel saat bertugas,” kata Achmad Hendra.
Baca Juga
Robot bawah air tersebut mampu menyelam di kedalaman 200 meter, dilengkapi capit yang bisa mengait korban yang tenggelam dengan maksimal beban 100 kg. Ada pula kamera canggih untuk mendeteksi obyek yang ada dalam laut.
Ia berharap alat itu bisa dimaksimalkan untuk penyelamatan bawah laut. Selain itu BPBD juga memiliki water purifier atau alat untuk memproses air untuk menjadi siap minum.
"Jumlahnya ada lima unit yang nantinya bisa difungsikan di lokasi-lokasi banjir atau pengungsian yang kesulitan mengakses air bersih atau air minum," ujarnya.
Pihaknya sudah melakukan uji coba. Walaupun airnya keruh bisa diolah menjadi air siap minum. Alat tersebut sudah mengantongi ISO dan bersertifikat halal.
Fasilitas lainnya, BPBD telah dilengkapi 12 perahu karet dengan kapasitas angkut perahu berbeda-beda. Ada yang berkapasitas enam orang, delapan, hingga 12 orang.
Sejauh ini pihaknya juga sudah menyiagakan 120 personel yang akan langsung terjun ke lokasi bencana saat dibutuhkan.