Bisnis.com, MAKASSAR - Dana kredit usaha rakyat (KUR) untuk pertanian di Sulawesi Selatan (Sulsel) dinilai sangat membantu dan bisa menyelamatkan para petani dari jeratan hutang kepada para rentenir. Termasuk bagi petani kentang, markisa, dan bawang merah di Kabupaten Gowa.
Ketua Kelompok Tani Biring Romang Kabupaten Gowa, Rizal mengaku, sebelumnya beberapa petani di wilayahnya masih kerap mengandalkan pinjaman dari para rentenir untuk memenuhi modal pertaniannya saat memasuki musim tanam.
Pengajuan pinjaman ke rentenir dianggap sebagai cara mudah mendapatkan modal supaya sawah atau kebun mereka bisa terus ditanami di waktu yang tepat. Apalagi para petani di lokasi tersebut masih banyak yang belum paham cara mendapatkan akses permodalan melalui perbankan.
Namun karena bunga yang ditetapkan oleh para rintenir ini cukup tinggi mencapai puluhan persen, beberapa petani sering tidak bisa mengembalikan dana pinjaman tersebut, terlebih jika terjadi masalah panen seperti kekeringan. Alhasil beberapa lahan petani kerap disita oleh peminjam sebagai konsekuensi perjanjian sebelumnya.
Kondisi ini, dikatakan Rizal mulai berubah sejak beberapa tahun belakangan, dimana para petani mulai teredukasi dan mengenal KUR. Dengan bunga yang hanya 6% pertahun, nominal tersebut dianggap wajar dan tidak lagi membebani mereka.
"Kami selama ini kalau pakai pinjaman dari orang (rentenir) biasa tidak bisa kami bayar. Kemudian kami mulai paham KUR, yang mana bunganya rendah dan dalam satu hektare itu bisa dibantu modal sekitar Rp60 juta. Makanya kami senang dengan kemudahan akses KUR yang sekarang," ungkapnya, Rabu (3/1/2023).
Baca Juga
Oleh karena itu, dia berharap, program KUR yang mulai di dorong lebih massif oleh pemerintah tahun ini, bisa membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat. "Kita sangat mengharapkan KUR ini, bagaimana kedepannya supaya masyarakat kita di kampung ini, bisa juga maju dibanding dengan daerah lain," harapnya.