Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerimaan Bea Cukai Sulsel Rp229,35 Miliar per Agustus 2023, Tumbuh 4,74 Persen

Pertumbuhan penerimaan bea cukai salah satunya dipengaruhi kebijakan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau atau rokok (CHT).
Petugas Ditjen Bea Cukai Kemenkeu mengecek barang ilegal yang masuk ke Indonesia/ Dok. Bea Cukai.
Petugas Ditjen Bea Cukai Kemenkeu mengecek barang ilegal yang masuk ke Indonesia/ Dok. Bea Cukai.

Bisnis.com, MAKASSAR - Realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai Sulawesi Selatan (Sulsel) sepanjang tahun ini hingga Agustus 2023 tercatat sebesar Rp229,35 miliar, tumbuh 4,74 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp218,97 miliar.

Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh kebijakan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau atau rokok (CHT) dan peningkatan produksi kakao ekspor, kontribusi palm kernel shell serta realisasi impor gula.

Kepala Bidang Kepatuhan Internal Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) Eva Arifah Aliyah mengatakan bea masuk menjadi penyumbang paling tinggi total penerimaan kepabeanan dan cukai di wilayah ini mencapai Rp133,98 miliar, meskipun angkanya terkontraksi 12,25 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp152,68 miliar.

Komoditas raw sugar menyumbang hingga Rp14,68 miliar untuk bea masuk pada Agustus 2023, di mana kontribusinya mencapai 85,6 persen dari total penerimaan pada bulan tersebut. Selain itu bahan penolong industri pertambangan dan ubin juga menjadi komoditas yang memberi kontribusi besar pada Agustus 2023.

Sementara penerimaan cukai tumbuh kuat 75,23 persen atau terealisasi Rp72,35 miliar hingga Agustus 2023 dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp41,29 miliar. Faktor utama pendorongnya adalah penyesuaian tarif CHT sebesar 10 persen dan cukai minuman keras pada bulan lalu yang mengalami pertumbuhan sebesar 52,27 persen (yoy).

"Selain itu munculnya dua entitas baru pada sentra industri hasil tembakau Soppeng memberikan harapan positif untuk pertumbuhan penerimaan cukai hasil tembakau," papar Eva, Kamis (28/9/2023).

Selanjutnya, penerimaan bea keluar tercatat sebesar Rp23,02 miliar hingga Agustus 2023, turun 7,93 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp25 miliar.

Eva mengungkapkan perlambatan penerimaan bea keluar ini terutama dari komoditas kakao yang mencapai 93 persen (mtm), diakibatkan pasokan bahan baku yang turun setelah melewati masa panen. Sementara komoditas penerimaan bea keluar dari komoditas palm kernel shell berada di besaran Rp400 juta pada Agustus 2023.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler