Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) akan memulai pengembangan budi daya tanaman pisang seluas 100.000 hektare sebagai bagian dari penguatan ketahanan pangan dan peningkatan pendapatan masyarakat Sulsel.
Pemerintah provinsi menggandeng PT Great Giant Food (GGF) yang akan membantu proses pengembangannya, dimulai dari penyediaan bibit menggunakan teknologi kultur jaringan, pendampingan, hingga pemasaran.
Pj Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Andi Muhammad Arsjad mengatakan, pisang merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat menjanjikan untuk dikembangkan di Sulsel. Beberapa bagian dari tanaman ini bisa meningkatkan pendapatan masyarakat, apabila produk yang dihasilkan sesuai standar pasar.
Oleh karena itu, pengembangan secara profesional perlu dilakukan di wilayah ini dengan dua target utamanya, yaitu memenuhi kebutuhan masyarakat lokal dan pasar global atau ekspor.
"Pisang ini secara kultur budaya sangat dekat dengan masyarakat kita. Sebagian besar kue tradisional kita berbahan dasar pisang. Dalam setiap acara-acara budaya, juga selalu ada pisang. Tanaman pisang juga termasuk tanaman yang sangat mudah tumbuh, dan tidak butuh perlakuan khusus," jelas Arsjad, Kamis (21/9/2023).
Dia menambahkan, Pemprov Sulsel sebenarnya sudah memiliki teknologi kultur jaringan untuk pengembangan tanaman pisang, namun masih sangat terbatas. Makanya pihaknya kini menggandeng perusahaan asal Lampung tersebut yang akan dibantu oleh perguruan tinggi di Makassar.
Baca Juga
"Kita akan lakukan pendampingan mulai dari hulu hingga ke hilir. Mulai dari pengolahan, pembibitan, budi daya sampai pada pemasaran akan kita fasilitasi dan dampingi. Olehnya kerja sama ini sangat penting," imbuhnya.
PT Great Giant Food (GGF) sendiri meruipakan salah satu perusahaan pengolahan pangan terbesar yang menerapkan konsep integrated farming, yang memadukan perkebunan dan peternakan dalam siklus produksi yang berkelanjutan. Perusahaan ini memiliki sembilan unit usaha, salah satunya memproduksi buah segar yang diekspor ke 65 negara.
Tidak hanya berorientasi bisnis, GGF juga melakukan pemberdayaan masyarakat. Perusahaan ini berhasil membina 11 kelompok masyarakat, dimana setiap kelompok beranggotakan 70 orang petani pisang, dengan luas lahan kurang lebih 100 hektare perkelompok. Pendapatan para petani ini ditaksir bisa mencapai Rp5 juta perpekan atau Rp20 juta perbulannya.