Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sulsel Deflasi 0,08 Persen pada Agustus 2023, Ini Pendorong Utamanya

Sulsel deflasi akibat penurunan harga yang signifikan pada kelompok makanan, minuman dan tembakau yaitu sebesar 0,51 persen.
Ilustrasi daging ayam./Istimewa
Ilustrasi daging ayam./Istimewa

Bisnis.com, MAKASSAR - Sulawesi Selatan (Sulsel) tercatat mengalami deflasi sebesar 0,08 persen pada Agustus 2023 (mtm), yang disebabkan adanya penurunan harga yang signifikan pada kelompok makanan, minuman dan tembakau yaitu sebesar 0,51 persen serta kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,04 persen. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Aryanto mengatakan beberapa komoditas yang memberikan andil deflasi antara lain daging ayam ras sebesar 0,093 persen, udang basah sebesar 0,054 persen, dan bawang merah sebesar 0,052 persen.

Selain itu beberapa komoditas juga mengalami penurunan harga seperti jagung manis yang memberikan andil deflasi sebesar 0,013 persen, cabai merah sebesar 0,013 persen, ikan cakalang/ ikan sisik sebesar 0,012 persen, dan kol putih/kubis sebesar 0,011 persen.

Dari lima kota IHK di Sulsel, tercatat semuanya mengalami deflasi. Paling tinggi adalah Kota Palopo yang mengalami deflasi sebesar 0,23 persen, kemudian disusul Kota Parepare sebesar 0,13 persen, Watampone sebesar 1,43 persen, Makassar sebesar 0,08 persen, dan Bulukumba sebesar 0,04 persen.

Sementara secara tahunan, Sulsel mengalami inflasi 3,53 persen (yoy) pada Agustus 2023. Komoditas yang menyumbang inflasi tahunan paling tinggi di Sulsel antara lain bensin sebesar 0,84 persen, beras sebesar 0,58 persen, dan rokok kretek filter sebesar 0,18 persen.

"Inflasi tahunan tertinggi terjadi di Makassar sebesar 3,71 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Watampone sebesar 2,29," ungkapnya di Makassar, Jumat (1/9/2023).

Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi tahunan yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,151 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,124 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,144 persen.

Selain itu ada kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,135 persen;kelompok kesehatan sebesar 0,021 persen; kelompok transportasi sebesar 1,415 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,003 persen kelompok rekreasi, budaya dan olahraga sebesar 0,027 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,096 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,160 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,259 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper