Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat baru sekitar 525.000 UMKM di wilayahnya yang memanfaatkan teknologi digital dalam membangun usaha. Angka tersebut hanya 35 persen dari total 1,5 juta UMKM yang ada di Sulsel.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sulsel Ashari Fakhsirie Radjamilo mengakui jika jumlah ini menunjukkan bahwa belum maksimalnya peran teknologi digital di sektor UMKM Sulsel, padahal digitalisasi sangat diperlukan dalam pengembangan UMKM di era sekarang.
Penerapan teknologi digital di sektor UMKM yang ada di Sulsel dikatakannya masih terkendala. Dia menyebutkan rata-rata kendalanya karena tidak semua pelaku UMKM mengetahui teknologi. Selain itu, tingkat inovasi dan kreatifitas para pelaku UMKM juga dianggap belum maksimal.
"Digitalisasi itu sekarang sudah menjadi bagian daripada kebutuhan untuk para pelaku usaha karena bisa menekan cost promosi. Tapi ternyata tingkat pengetahuan pada pelaku usaha masih rendah, ada yang masih gaptek dan masih banyak yang konvensional," ungkap Ashari, Senin (12/6/2023).
Oleh karena itu, dia akan mulai mendorong peningkatan kualitas UMKM dengan melakukan berbagai penyuluhan, dimulai dari cara membuat kemasan yang menarik.
Baginya pengetahuan awal soal menampilkan kemasan yang menarik menjadi sangat penting karena tak jarang para pembeli melihat produk dari kemasannya terlebih dahulu.
Baca Juga
"Tidak bisa kita kirim keluar kalau kemasannya tidak bagus, itulah yang kita tingkatkan kualitas produksi dan bagaimana agar orang luar menerima barang yang kita kirim," kata Ashari.
Sementara beberapa perbankan di Sulsel juga terlihat turut memberi perhatian terhadap UMKM di wilayah ini. Pada kesempatan berbeda, Regional CEO BRI Makassar Rahman Arif mengatakan, pihaknya siap mendorong seluruh UMKM binaannya di Sulsel untuk meningkatkan level melalui modernisasi dan digitalisasi.
Tahap modernisasi akan mengacu pada beberapa aspek, mulai dari kemasan hingga branding produk. Semua UMKM binaan BRI di Sulsel akan didorong ke arah moderninsasi ini terlebih dahulu, supaya mudah untuk dilirik pembeli.
Selanjutnya skema digitalisasi, dimana pelaku UMKM akan diarahkan untuk menjual produknya di media sosial atau e-commerce yang tersedia. Sehingga penjualannya bisa meluas menjangkau semua wilayah.
"Setelah dua aspek itu terpenuhi, kemudian membuat mereka go internasional, ini yang terkadang berat, tapi kita punya beberapa contoh yang sudah berhasil. Artinya ya bisa memang kita buat produk mereka berkualitas ekspor, jadi kita optimis," jelasnya.