Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Pemprov Sulsel Antisipasi Penyebaran Flu Babi di Tana Toraja dan Toraja Utara

Pemprov Sulsel meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi terhadap kasus flu babi di Tana Toraja dan Toraja Utara meski saat ini belum ada kasus yang terdeteksi
Nugroho Nafika Kassa
Nugroho Nafika Kassa - Bisnis.com 17 Mei 2023  |  00:53 WIB
Pemprov Sulsel Antisipasi Penyebaran Flu Babi di Tana Toraja dan Toraja Utara
Pemprov Sulsel Antisipasi Penyebaran Flu Babi di Tana Toraja dan Toraja Utara. Peternakan babi - Istimewa

Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) meningkatkan antisipasi terkait adanya dugaan wabah African Swine Fever (ASF) atau flu babi afrika di Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara.

Pasalnya, di wilayah tersebut, kehidupan masyarakat setempat erat dengan peternakan babi, dan bahkan biasa dijkadikan hewan peliharaan.

"Kewasapadaan perlu ditingkatkan, terutama antisipasi di Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara karena mengingat kehidupan masyarakat di sana erat dengan babi layaknya hewan peliharaan biasa," ungkap Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel Nurlina Saking, Selasa (16/5/2023).

Kecenderungan tersebut diakui Nurlina membuat kurangnya peternakan babi yang terlokalisir di Tana Toraja dan Toraja Utara, yang berakibat pada tidak maksimalnya pendataan. Padahal menurut data, jumlah populasi babi di Toraja Utara tercatat menjadi salah satu yang paling banyak di Sulsel.

"Sebenarnya ada kasus kematian ternak babi di dua kabupaten tersebut, hanya saja saat itu masih dinyatakan negatif. Mungkin perlu diulang pengambilan sampelnya karena sampel yang dikirim oleh Toraja Utara barangkali sampelnya miss, makanya saya minta untuk dilakukan pengecekan ulang," papar Nurlina.

Dia menambahkan, pihaknya sebenarnya telah memperketat lalu lintas masuknya babi ke Sulsel sejak dilaporkan terjadi di Indonesia pada akhir 2019 lalu. Namun, hal itu ternyata tak dapat dihindari sehingga mau tidak mau pemerintah harus berupaya mencegah penularan lebih meluas.

Di awal Februari 2023, Pemprov Sulsel telah mengimbau 10 kabupaten yang memiliki populasi babi agar waspada dengan lalu lintas babi.

"Hingga saat ini Pemprov belum menutup lalu lintas daging babi dari luar provinis, namun pemerintah kabupaten berhak menutup lalu lintas daging babi antar kabupaten jika memang diinginkan," katanya.

Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, data populasi babi tersebar di 10 kabupaten, yaitu Gowa (25.421 ekor), Maros (3.274 ekor), Wajo (440 ekor), Pinrang (7.164 ekor), Tana Toraja (346.710 ekor), Palopo (869 ekor), Luwu (15.899 ekor), Luwu Utara (75.510 ekor), Luwu Timur (24.103 ekor), dan Toraja Utara (24.103 ekor). Dengan demikian, total populasi babi di Sulsel mencapai 952.067 ekor.

Diketahui kasus kematian ternak babi yang diduga akibat ASF sejauh ini dilaporkan telah terjadi di tiga kabupaten yakni Kabupaten Gowa, Luwu Timur, dan Luwu Utara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

sulsel Flu Babi
Editor : Aprianus Doni Tolok

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    Terpopuler

    Banner E-paper
    back to top To top