Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Sulsel Melambat saat Momen Lebaran, Ini Penyebabnya

Saat Ramadan dan Lebaran terjadi pada April 2023, inflasi Sulsel justru melambat di bulan tersebut.
Dua buruh tani memetik cabai rawit di Desa Sumberasri, Purwoharjo, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (1/2/2023)./Antara
Dua buruh tani memetik cabai rawit di Desa Sumberasri, Purwoharjo, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (1/2/2023)./Antara

Bisnis.com, MAKASSAR — Inflasi bulanan Sulawesi Selatan (Sulsel) pada April 2023 yang sebesar 0,20 persen, tercatat melambat jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 0,75 persen. Padahal pada April 2023 ada momen Ramadan dan Idul Fitri yang bisa memperbesar tingkat inflasi bulanan.

Direktur Bank Indonesia (BI) Sulsel M. Firdauz Muttaqin mengungkapkan, kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti terjadinya panen di beberapa daerah sentra pertanian, kondusifnya cuaca Sulsel pada April 2023, dan gencarnya pelaksanaan pasar murah.

Panen yang terjadi di daerah penghasil tanaman holtikultura seperti Enrekang sangat mempengaruhi harga cabai rawit, cabai merah, dan kangkung. Pada Maret 2023 cabai rawit tercatat memberi andil inflasi sebesar 0,12 persen atau menjadi yang terbesar kedua. Sementara pada bulan lalu komoditas ini malah mengalami deflasi dan memberi andil terbesar yaitu -0,098 persen.

Cabai merah juga tercatat memberi andil yang cukup besar pada inflasi Maret 2023 dengan 0,037 persen, begitu juga dengan kangkung 0,029 persen. Namun pada April 2023, keduanya mengalami deflasi masing-masing -0,026 persen dan -0,038 persen.

Selain pada tanaman holtikultura, panen juga terjadi di beberapa daerah sentra penghasil padi seperti Wajo, Bone, Sidrap, dan Pinrang. Sehingga komoditas beras yang pada Maret 2023 memberikan andil terbesar inflasi dengan 0,18 persen, pada April 2023 melambat menjadi 0,05 persen.

"Ada kenaikan sedikit di harga beras, tapi kenaikannya sudah mulai melambat karena memang sudah ada panen," kata Firdauz di Makassar, Rabu (3/5/2023).

Selain panen, cuaca di Sulsel pada April 2023 yang cenderung kondusif dikatakannya juga cukup mampu memberi efek dalam memperlambat laju inflasi bulan lalu. Misal pada komoditas ikan, tercatat pada Maret 2023, ikan layang menjadi komoditas dengan andil inflasi terbesar ketiga yaitu 0,065 persen. Sementara pada April 2023, komoditas ini bahkan tidak masuk dalam 10 besar pemberi andil inflasi.

Fairdauz juga menambahkan, upaya pemerintah dalam mengadakan pasar murah secara masif di Sulsel juga ditengarai berhasil menahan laju inflasi bulan lalu. Pemerintah daerah bersama TPID dikatakannya telah melaksanakan 380 pasar murah selama periode Januari - April 2023. Hal ini yang diklaim mampu membantu menekan biaya pengeluaran masyarakat sehingga inflasi juga berhasil ditekan.

"Terutama pada April 2023 kita gencarkan pasar murah. Tentu ini mengurangi beban biaya masyarakat sehingga inflasinya bisa jadi lebih rendah," tuturnya.

Diketahui Sulsel mengalami inflasi secara bulanan sebesar 0,20 persen (mtm) pada April 2023. Kelompok transportasi dan kelompok pakaian tercatat memberikan andil paling besar terhadap inflasi wilayah ini.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Aryanto menjelaskan kelompok transportasi memberikan andil inflasi (mtm) sebesar 0,108 persen dan mengalami peningkatan indeks harga sebesar 0,88 persen. Sementara kelompok pakaian dan alas kaki memberikan andil sebesar 0,064 persen dan mengalami peningkatan indeks harga sebesar 0,77 persen.

"Menjelang hari raya itu tingkat penggunaan transportasi baik darat maupun udara begitu tinggi, sama seperti permintaan akan pakaian. Hal ini yang membuat pengaruh besar pada inflasi April 2023. Sementara kelompok lain andilnya di bawah 0,03 persen," ungkapnya.

Beberapa komoditas yang memberikan andil inflasi mtm pada April 2023 antara lain angkutan udara, beras, emas perhiasan, angkutan antar kota, udang basah, ikan bandeng/ikan bolu, kentang, telur ayam ras, pisang, dan daging ayam ras. 

Sedangkan beberapa komoditas yang dominan memberikan andil deflasi mtm antara lain cabai rawit, kangkung, bayam, kacang panjang, cabai merah, bawang merah, jagung manis, tomat, daun kacang panjang muda, dan minyak goreng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler