Bisnis.com, MAKASSAR - Kalla Group melalui Yayasan Hadji Kalla (YHK) tengah mengembangkan Kampung Hijau Energi di lima kabupaten di Sulawesi Selatan (Sulsel) dengan memanfaatkan reaktor biogas dari ampas kotoran sapi atau bioslurry. Pemanfaatan ini berhasil menekan biaya pengeluaran elpiji masyarakat hingga Rp150.000 perrumah perbulan.
Manager Bidang Kemanusiaan dan Lingkungan YHK Sapril Akhmady mengatakan program yang telah berjalan sejak tahun lalu ini bertujuan untuk menciptakan kemandirian energi masyarakat desa di Sulsel sehingga tidak bergantung pada elpiji. Selain itu para petani juga diharapkan mampu menerapkan pola pertanian ramah lingkungan melalui pupuk organik yang dihasilkan dari reaktor biogas.
"Program ini diaplikasikan karena masih besarnya persentase penggunaan pupuk kimia di kalangan petani Sulsel. Selain itu, keperluan rumah tangga masih sangat tergantung pada penggunaan elpiji," ungkapnya belum lama ini.
Dia menjelaskan, infrastruktur reaktor biogas sendiri telah dibangun di Kabupaten Maros, Takalar, Gowa, Bone, dan Wajo dengan biaya pembangunan masing-masing alat mencapai Rp50 juta perlokasi. Alat ini bisa menghasilkan energi yang dapat mengganti penggunaan elpiji dan pupuk organik non kimia.
Masyarakat di Desa Sambueja, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros bahkan telah memanfaatan biogas sejak 13 bulan lalu. Hasilnya, mereka berhasil menghemat pengeluaran elpiji hingga Rp450.000 perbulan utuk tiga rumah atau rata-rata Rp150.000 per-rumah.
"Di desa ini pengunaan elpiji begitu mengikat bagi mereka, dalam sebulan bisa habiskan enam elpiji ukuran 3kg. Selama gunakan biogas, mereka jadi hemat Rp450 ribu perbulannya untuk tiga rumah," papar Sapril.
Baca Juga
Sementara Direktur Eksekutif YHK Mohammad Zuhair menjelaskan Kampung Hijau Energi ini merupakan salah satu bentuk keseriusan pihaknya di bidang lingkungan. Programnya pun bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama dan manfaat finansialnya juga sudah jelas.
Tahun ini YHK masih akan terus mengembangkan reaktor biogas di Sulsel, bahkan mereka menargetkan ada penambahan alat di beberapa kabupaten lagi seperti Kabupaten Enrekang, Jeneponto, dan Bone. Bahkan target lebih luasnya mereka juga akan melakukan penambahan alat di Sulawesi Barat (Sulbar) dan Sulawesi Tenggara (Sultra).
Selain pemanfaatan biogas untuk rumahan, YHK juga akan menargetkan pembangunan reaktor yang lebih besar berkapasitas 12 kubik untuk industri masyarakat di Kabupaten Gowa tahun ini.
"Kita akan bangun juga reaktor biogas ini untuk industri, itu skala yang lebih luas dari yang kita lakukan sekarang. Di Gowa kita harapkan mampu mengeplikasikan kemandirian energi industri seperti industri gula merah dan industri masyarakat lainnya," tutup Zuhair.