Bisnis.com, SOLO - Badan Meteorolgi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab terjadinya gempa bumi magnitudo (M) 5,6 yang mengguncang Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.
Gempa bumi berkekuatan M 5,6 melanda wilayah Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara, Sabtu (11/2/2023).
Plt Kepala Badan Geologi M Wafid menjelaskan bahwa gempa di Kabupaten Talaud itu dipicu karena pergerakan tanah Pegunungan Talaud.
Wafid mengatakan, daerah tersebut pada umumnya terbentuk dari morfologi dataran pantai dan pada bagian tengah terdapat perbukitan bergelombang hingga terjal. Tanah di wilayah ini tersusun dari tanah sedang (Kelas D) dan tanah keras (Kelas C).
"Batuannya tersusun oleh endapan kuarter yang terdiri dari endapan pantai, endapan sungai dan batuan rombakan gunung api muda yang sebagian telah mengalami pelapukan," kata M Wafid, Minggu (12/2/2023).
Dia melanjutkan, endapan kuarter dan batuan rombakan gunung api muda yang telah lapuk dapat memperkuat efek guncangan.
Baca Juga
Wafid juga mengatakan bahwa dari posisi pusat gempa, kedalaman dan data mekanisme sumber, gempa M 5,6 yang melanda Kabupaten Talaud diakibatkan oleh aktivitas zona penunjaman ganda dengan mekanisme sesar naik dari utara ke selatan.
"Sumber gempa bumi ini telah beberapa kali mengakibatkan bencana berupa kerusakan bangunan. Kejadian gempa bumi merusak terakhir di daerah ini terjadi pada tanggal 22 Januari 2022 dengan magnitudo 6,1 pada kedalaman 12 km," tutur Wafid.
Meski pusat gempa terletak di laut, gempa bumi Talaud ini tidak berisiko tsunami. Gempa ini tidak mengakibatkan deformasi bawah laut yang memicu munculnya tsunami.
Namun demikian, wilayah pantai di Kabupaten Kepulauan Talaud tergolong rawan tsunami dengan potensi tinggi tsunami mencapai 5,37 meter.