Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi Sulawesi Seatan (Sulsel) meresmikan 10 unit fasilitas air siap minum (Arsinum) yang tersebar di daerah rawan air minum layak di delapan kabupaten.
Peresmian itu ditandai oleh penandatanganan Prasasti Teknologi Pengolahan Arsinum oleh Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman pada Rapat Paripurna DPRD Sulsel dengan agenda 353 Tahun Provinsi Sulawesi Selatan, Rabu (19/10/2022).
Arsinum tersebar di delapan kabupaten, antara lain di Pulau Liukang Loe Kabupaten Bulukumba; Pulau Libukang Kabupaten Jeneponto; Pesisir Desa Mattirotasi Kabupaten Pinrang; Pulau Pannikiang Kabupaten Barru; dan Desa Patongloan Kabupaten Enrekang.
Ada juga dua unit terletak di Pulau Kanalo Kabupaten Sinjai; di Pulau Salebbo Mattirowalie dan Pulau Podang-Podang Kabupaten Pangkep; serta di Desa Bonto Borusu dan Desa Menara Indah Kabupaten Selayar.
Andi Sudirman mengatakan, teknologi pengolahan Arsinum ini merupakan salah satu program prioritas pemerintah Sulsel pada 2022 ini untuk diberikan kepada masyarakat kepulauan, pesisir, dan daerah rawan air minum layak dan aman.
"Semoga dengan adanya arsinum ini akan bermanfaat untuk masyarakat kita di kepulauan dan pesisir, sehingga dapat menikmati air minum layak dan aman," jelasnya.
Baca Juga
Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan) Sulsel Iqbal Suhaeb mengatakan, selain untuk membantu warga yang kesulitan air, pengelolaan Arsinum juga menjadi perlu dikembangkan dalam upaya prospek bisnis air minum ke depan. Apalagi Arsinum nantinya juga sangat menunjang potensi pariwisata kawasan pesisir.
"Kita memang sudah seharusnya perlu mengebangkan ini (Arsinum) karena selain menfasilitasi warga dalam mendapatkan air yang layak, juga sebagai pendukung pariwisata daerah sekitar," ungkapnya.
Sementara sebelumnya Kepala Dinas Perkimtan Jeneponto Alfian Syam mengatakan Arsinum di wilayahnya baru selesai dibangun dan dalam tahap uji coba. Di Pulau Libukang nantinya Arsinum ini akan dinikmati oleh kurang lebih 400 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) mencapai 105.
“Jadi konsepnya seperti air galon isi ulang, tidak ada sambungan perpipaan ke masyarakat,” singkatnya.