Bisnis.com, GORONTALO – Pemerintah Provinsi Gorontalo menyatakan bahwa tingkat vaksinasi di Bumi Serambi Madinah ini masih rendah lantaran banyak masyarakat yang terhasut oleh informasi bohong atau hoaks.
Asisten Pembangunan dan Ekonomi Provinsi Gorontalo Sutan Rusdi menuturkan bahwa cakupan vaksinasi di Provinsi Gorontalo masih rendah. Sampai dengan 11 Oktober 2021, suntikan pertama vaksin baru menyentuh 44,21 persen.
“Sementara, harusnya targetnya itu sekitar 900.000 untuk suntikan pertama, kedua, dan ketiga,” ujarnya di sela-sela acara bertajuk Serbuan Vaksinasi Sektor Jasa Keuangan dan Sistem Pembayaran, Selasa (12/10/2021).
Sutan memaparkan bahwa rendahnya cakupan vaksinasi di Gorontalo disebabkan oleh informasi palsu seputar vaksin. Salah satunya hoaks mengenai vaksin haram.
“Banyak isu-isu, yang pertama hoaks di media yang perlu kami luruskan. Ada isu haram, dan ada lagi isu yang menyebutkan setelah vaksin terjadi gejala,” pungkasnya.
Menurut Sutan, banyaknya informasi hoaks tersebut membuat masyarakat takut untuk melakukan vaksin. Namun, dengan upaya yang terus dilakukan pemerintah provinsi, Sutan yakin target cakupan vaksinasi di Gorontalo dapat tercapai hingga akhir tahun.
Sementara itu, untuk mendorong tingkat vaksinasi di Gorontalo, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerja sama dengan Bank Indonesia dan Korem 133/Nani Wartabone menyelenggarakan kegiatan “Serbuan Vaksinasi Sektor Jasa Keuangan dan Sistem Pembayaran” bagi masyarakat di, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
Pelaksanaan kegiatan vaksinasi massal tersebut menargetkan 1.000 peserta vaksinasi. Upaya ini dilakukan guna mempercepat pembentukan kekebalan komunal di masyarakat yang sejalan dengan target pemerintah.
Di sisi lain, berdasarkan data Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Gorontalo, sampai dengan 10 Oktober 2021, total pasien yang dirawat akibat Virus Corona turun menjadi 16 jiwa. Adapun, total pasien sembuh mencapai 11.270 jiwa.
#ingatpesanibu #sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua