Bisnis.com, MAKASSAR - Kemudahan bertransaksi keuangan menjadi hal yang paling dibutuhkan masyarakat saat ini, tidak terkecuali bagi Sahrul Alim.
Rutinitas kesehariannya dalam bekerja di perusahaan swasta di Makassar itu, sulit meluangkan waktu untuk melakukan transaksi keuangan di bank.
Perkembangan teknologi dan informasi menurut Sahrul sangat membantunya untuk menghemat waktu dan energi.
Cukup dengan ponsel pintar miliknya, Sahrul bisa menyelesaikan transaksi keuangan dalam waktu tak cukup 30 menit. Sebagai salah satu nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI), pria asal Kabupaten Bone ini mengaku sangat terbantu dengan kehadiran BSI Mobile.
"Saya jadi tidak perlu repot-repot ke bank atau ATM untuk melakukan transfer. Berbagai informasi dari pihak bank juga dengan mudah didapatkan melalui BSI Mobile," ungkap pria 32 tahun ini.
Sebelumnya, dia merupakan nasabah Bank Syariah Mandiri (BSM). Menurutnya, setelah bertransformasi dan merger dengan dua bank syariah raksasa lainnya, BSI seolah hadir dengan memberi warna baru. Sebagai bank syariah kata dia, BSI Mobile tidak kalah dengan perbankan konvensional.
Tak hanya fitur transfer yang kerap kali digunakan Sahrul. Sebagai kepala keluarga, adanya fitur pembayaran juga dinilai sangat memudahkannya menyelesaikan urusan rumah tangga. Mulai dari pembayaran listrik, PDAM, hingga kebutuhan pulsa.
"Fitur pembayaran membuat saya juga mudah untuk bayar listrik dan air. Secara otomatis semua pembayaran itu bisa dilakukan tepat waktu. Tidak perlu menunda-nunda untuk melakukan pembayaran ke loket PLN atau PDAM lagi," jelas Sahrul.
Fitur pembayaran pada BSI Mobile sendiri tercatat menjadi salah satu fitur yang paling banyak digunakan oleh nasabah. Penjabat Sementara Regional CEO BSI Region XI Makassar Latif Komarudin mengatakan selain fitur pembayaran, fitur lain yang juga mendominasi penggunaan di BSI Mobile yaitu transfer dan pembelian.
Dia menyebut, sejak Desember 2020 hingga Juni 2021, jumlah pengguna BSI Mobile di wilayah kerjanya mengalami peningkatan yang sangat siginifikan. Di mana pada Desember 2020 tercatat ada 84.191 pengguna BSI Mobile di Region XI Makassar. Jumlah tersebut menjadi 160.143 nasabah pada Juni 2021 atau meningkat sebesar 90,47 persen.
"Kenyamanan Nasabah menggunakan mobile banking merupakan landasan kami untuk terus berkomitmen dalam berinovasi menjadikan BSI Mobile sebagai Super App yang bukan hanya sebagai sahabat finansial nasabah namun juga sebagai sahabat spiritual dan sosial," ungkap Latif pada Bisnis, belum lama ini.
Secara nasional, BSI Mobile juga tercatat menjadi kontributor terbesar pada kanal transaksi digital. Di mana transaksi kanal digital BSI sudah menembus Rp 95,13 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari transaksi layanan BSI Mobile yang naik 83,56 persen secara yoy.
Jika dirinci, sepanjang Januari-Juni 2021, volume transaksi di BSI Mobile mencapai Rp41,99 triliun. BSI bahkan berhasil menorehkan kinerja impresif sepanjang semester I/2021 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp1,48 triliun, naik 34,29 persen secara yoy.
"Secara nasional jumlah pengguna BSI Mobile menembus 2,5 juta pengguna. Untuk Region XI Makassar sendiri ada 160.143, kontribusi kita sekitar 10 persen," kata Latif.
Menurut Latif, inovasi menjadi kunci perseroan untuk menggaet dan mempertahankan nasabah. Salah satu inovasi yang terus dikembangkan saat ini yaitu pembukaan rekening online dengan menggunakan teknologi biometrik, buka rekening cukup dengan melakukan selfie atau swafoto.
"Hal lain yang menarik selain terus bertambahnya fitur-fitur dalam BSI Mobile, untuk nasabah yang bertransaksi menggunakan BSI Mobile dari Agustus hingga Desember 2021 punya kesempatan untuk memenangkan total hadiah lebih dari Rp1 miliar," terang Latif.
Di tahun ini kata dia, setelah melakukan migrasi dari tiga bank syariah, pihaknya akan fokus untuk menyatukan fitur-fitur yang dimiliki oleh legacy sebelumnya yakni Bank Syariah Mandiri (BSM), BRI Syariah (BRIS), dan BNI Syariah (BNIS).
Migrasi ketiga bank syariah itu nyatanya mampu meneguhkan posisi BSI untuk bisa bersaing dengan bank konvensional. Menurut Direktur Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Perwakilan Sulawesi Selatan Endang Kurnia Saputra dari sisi digitalisasi, BSI dinilai sudah sangat mumpuni di kelasnya.
"Perbankan syariah lain sebenarnya juga sudah cukup bagus, namun layanan digitalisasinya masih perlu ditingkatkan lagi," kata Endang.
Di Sulsel sendiri lanjut Endang, potensi pasar perbankan syariah memang cukup luas. Apalagi dengan penduduk yang mayoritas muslim. Hanya menurut Endang, edukasi pada masyarakat juga perlu ditingkatkan untuk lebih menjangkau perluasan pasar digital.
Secara nasional, di kondisi saat ini pangsa pasar perbankan syariah mulai mengalami peningkatan secara bertahap. Endang mengatakan, masyarakat juga mulai senang dengan beragam produk dan fitur perbankan syariah. Misalnya saja dengan adanya cicilan dan tabungan emas. Fitur itu kata Endang merupakan inovasi yang cukup inovatif dan dari perbankan syariah.
"Inovasi yang terus dilakukan oleh perbankan syariah tentu akan kontribusi pada peningkatan literasi keuangan syariah. Kita harap bisa terus dikembangkan," ungkap Endang.
BSI sendiri, telah menghadirkan berbagai produk inovatif lainnya pada layanan BSI Mobile. Di antaranya Layanan Islami, Berbagi Ziswaf, e-mas, termasuk layanan donasi dalam mendukung penanganan Covid-19 di Indonesia.
Perkembangan layanan digital membuat perbankan dituntut untuk lebih agresif memacu kinerjanya. Ekonom Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar Anas Iswanto Anwar menilai mengikut pada perkembangan zaman saat ini, digitalisasi perbankan sudah saatnya menjadi keharusan.
"Hal itu juga berlaku bagi perbankan syariah. Agar tak ditinggalkan nasabah, bank syariah memang harus siap bersaing dengan menghadirkan beragam inovasi. Utamanya dalam menggaet nasabah," jelas Anas.
Menurutnya, inovasi menjadi sebuah keniscayaan yang harus dipenuhi oleh perbankan untuk meniti jalan digitalisasi. Di era teknologi saat ini kata Anas, digitalisasi perbankan bukan lagi pilihan, tapi sebuah keharusan.