Bisnis.com, KENDARI - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebutkan sektor properti atau perumahan di daerah itu mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan hingga 70 persen per April 2021.
Deputi Kepala Tim Perumusan dan Implementasi Kebijakan dan Keuangan Daerah KPwBI Sultra Taufik Ariesta di Kendari, Sabtu, mengatakan pertumbuhan sektor properti di daerah ini mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan sejak tahun 2018.
Menurutnya, beberapa faktor pendorong pertumbuhan sektor properti di antaranya penyesuaian kebijakan dari Bank Indonesia mengenai batasan rasio loan to value (LTV), dan batasan rasio financing to value (FTV) untuk kredit atau pembiayaan properti dalam kemudahan untuk memperoleh kredit melalui perbankan.
Dari sisi kebijakan pemerintah terkait izin mendirikan bangunan (IMB) diganti dengan persetujuan bangunan gedung (PBG) yang diketahui ini sangat memudahkan dan mempercepat perizinan mendirikan bangunan bagi developer atau pengembang perumahan serta masyarakat pada umumnya.
Faktor lain yang mendorong pertumbuhan properti di Sultra yakni semakin menggeliatnya aktivitas dan perusahaan pertambangan di daerah itu seperti tambang nikel, aspal buton, dan emas.
"Penyesuaian kebijakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian serta tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko," kata Ariesta.
Baca Juga
Menurutnya, dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional, diperlukan kebijakan makroprudensial yang akomodatif untuk mendorong sektor perbankan menjalankan fungsi intermediasi yang seimbang dan berkualitas antara lain melalui penyaluran Kredit Properti (KP), Pembiayaan Properti (PP) dan penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), Pembiayaan Kendaraan Bermotor (PKB).
"Secara umum, kredit/pembiayaan perbankan masih dalam proses pemulihan. Namun, minat sektor Rumah Tangga (RT) untuk berinvestasi di instrumen keuangan mulai meningkat, termasuk investasi pada sektor properti, terindikasi mulai meningkat berdasarkan data dan hasil survei," ujar dia.
Sektor properti yang menggeliat memberikan dukungan konsumsi karena sektor properti merupakan salah satu sektor potesial dengan forward dan backward linkage tinggi dan dengan total penyerapan tenaga kerja yang tinggi.
"Di tengah risiko yang masih terjaga, maka KP/PP dan KKB/PKB perlu diakselerasi untuk mendukung pemulihan di sektor terkait yang pada akhirnya akan mendukung kinerja perekonomian nasional," ujarnya.