Bisnis.com, JAKARTA — Guna meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT), PLN akan menghadirkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) hibrida berkapasitas 1,3 megawatt peak (MWp) di Desa Parak, Kecamatan Bontomanai, Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan.
PLTS yang memiliki nilai investasi sebesar Rp39 miliar tersebut ditargetkan beroperasi pada Desember 2021.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UIW Sulselrabar) Awaluddin Hafid mengatakan, kehadiran PLTS hibrida ini menjadi wujud komitmen PLN dalam menghadirkan energi yang ramah lingkungan, khususnya di wilayah Sulselrabar.
"PLN akan terus bergerak maju dengan melakukan transformasi guna menyiapkan kebutuhan listrik masa depan. Melalui transformasi Power Beyond Generations, PLN berupaya menambah pembangkit yang ada di wilayah Sulselrabar dengan penggunaan green energy, seperti penggunaan pembangkit melalui angin, air dan sinar matahari," ujar Awaluddin melalui siaran pers, Rabu (5/5/2021).
Hingga kini, sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan juga banyak dipasok oleh pembangkit yang berasal dari EBT, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso berkapasitas 315 MW, PLTA Bakaru berkapasitas 126 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap berkapasitas 60 MW, PLTB Tolo berkapasitas 70 MW.
Adapun bauran EBT di sistem kelistrikan Sulbagsel sebesar 29,8 persen dengan total kapasitas sebesar 861,42 MW. Dalam waktu dekat, PLTA Malea ditargetkan juga akan beroperasi sehingga kembali menambah bauran EBT pada sistem kelistrikan Sulbagsel.
Di sisi lain, hadirnya PLTS hibrida turut meningkatkan keandalan pasokan listrik dan perbaikan tegangan pelayanan pada pelanggan existing yang berada di sekitar lokasi tersebut. Selain itu, pembangkit ini dapat menjadi pasokan tambahan untuk melayani 27.892 pelanggan di Kabupaten Selayar.