Bisnis.com, MAKASSAR - Bank Pembangunan Daerah (BPD) atau Bank Sulselbar menyusun sejumlah rencana bisnis guna memperkuat kinerja positif dan sistem keuangan daerah.
Komisaris Utama Bank Sulselbar Abdul Hayat Gani menyatakan untuk menjaga stabilitas kinerja positif tersebut, perseroan akan mengoptimalkan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota.
"Itu sebagai upaya untuk menjalankan pembiayaan pada sektor infrastruktur, usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan kerja sama untuk meningkatkan aset BPD," jelas Abdul Hayat usai RUPS di Hotel Claro Makassar, Jumat (26/3/2021).
Kepala Biro Perekonomian Pemprov Sulsel Since Erna Palamba mengungkapkan terdapat empat empat poin pembahasan pada RUPS kali ini. Pertama, terkait pengesahan laporan tahunan dan laporan keuangan keuangan perseroan tahun buku 2021, serta rencana kerja perseroan tahun 2021.
Kedua, tentang penetapan penggunaan laba perseroan tahun buku 2020. Ketiga, rencana pelimpahan kewenangan Dewan Komisaris Bank Sulselbar untuk penetapan kantor akuntan publik (KAP).
"Ditambah agenda persetujuan penetapan platform dana CSR tahun 2021. Biasanya kalau itu sudah disetujui, itu ada hitungannya. Tahun buku juga kalau disetujui ada deviden," ungkap Since.
Baca Juga
Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan Bank Sulselbar sepanjang 2020, Bank Sulselbar berhasil mencatatkan laba sebesar Rp620,93 miliar. Perolehan laba bersih tersebut meningkat 0,69 persen year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.
Adapun, laba pada 2019 sebesar Rp616,69 miliar. Pendapatan bunga bersih sebesar Rp1,35 triliun pada 2019 tumbuh menjadi Rp1,48 triliun pada 2020. Kinerja positif lainnya juga terlihat dari kredit yang berhasil dibukukan sebesar Rp18,63 triliun per 31 Desember 2020.
Jumlah tersebut meningkat 6,03% dibandingkan dengan posisi akhir tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp17,57 triliun. Sementara penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh 3,52% secara yoy.
Sebelumnya Direktur Operasional dan TI Irmayanti Sulthan menyatakan pertumbuhan kredit Bank Sulselbar memang belum mencapai target, namun bertumbuh cukup baik. Meski belum cukup agresif, angka tersebut kata Irma bisa bertumbuh di atas rerata industri.
"Di awal tahun, pertumbuhan kami masih sekitar 5,6 persen dari target tahun ini sebesar 10 persen untuk awal tahun," kata Irma.
Kendati demikian, lanjutnya lagi, permintaan kredit pda awal tahun ini mulai banyak terutama dari segmen konsumsi. Ia mengaku optimistis, kinerja perseroan masih akan terus bertumbuh seiring dilakukannya upaya pemulihan ekonomi oleh pemerintah.
Di sisi lain dari sisi aset, Bank Sulselbar mencatatkan total aset sebesar Rp24,83 triliun per 31 Desember 2020, atau tumbuh 5,48 persen dari posisi per 31 Desember 2019 sebesar Rp23,54 triliun. Adapun modal inti per 31 Desember 2020 sebesar Rp3,47 triliun. (k36)