Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Memacu Transformasi Keuangan Digital di Lingkup Pemda Sulsel

Guna memperkuat ekosistem keuangan digital, Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulsel bersama Pemerintah Provinsi Sulsel membentuk Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah atau TP2DD.
Petugas Bank Indonesia (BI) Tegal mempraktekkan cara melakukan pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet elektronik dan mobile banking saat peluncuran dan implementasi QR Code Indonesian Standard (QRIS) untuk desa wisata di Pasar Slumpring, Desa Cempaka, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (16/2/2019). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Petugas Bank Indonesia (BI) Tegal mempraktekkan cara melakukan pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet elektronik dan mobile banking saat peluncuran dan implementasi QR Code Indonesian Standard (QRIS) untuk desa wisata di Pasar Slumpring, Desa Cempaka, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (16/2/2019). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Bisnis.com, MAKASSAR - Guna memperkuat ekosistem keuangan digital, Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulsel bersama Pemerintah Provinsi Sulsel membentuk Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah atau TP2DD.

Kepala BI Sulsel Budi Hanoto memaparkan pembentukan TP2DD di Sulsel ini merupakan bentuk konkret dalam upaya memperkuat kolaborasi dalam mendukung inovasi dan percepatan implementasi elektronifikasi transaksi Pemerintah Daerah (ETP) sesuai prinsip aman, efisien, dan terjangkau.

"TP2DD ini sebagai forum koordinasi antar instansi dan stakeholder terkait untuk mendorong inovasi, mempercepat dan memperluas ETP dalam rangka mewujudkan efisiensi, efektifitas, dan transparansi tata kelola keuangan," ungkap Budi, Rabu (24/2/2021).

Dari 24 kabupaten/kota di Sulsel kata Budi, saat ini baru lima daerah yang telah membentuk TP2DD yakni Kota Makassar, Parepare, Kabupaten Maros, Gowa, dan Barru. Pembentukan tersebut sejalan dengan komitmen pemerintah daerah untuk menerapkan transaksi keuangan digital.

Misalnya saja kata Budi, dengan menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS kepada seluruh pimpinan dan pejabat di lingkup pejabat dan pemerintah daerah. Hal itu dilakukan sebagai upaya menyamakan visi.

"Termasuk meningkatkan pemahaman terhadap pentingnya transformasi digital yang menjadi potensi sebagai new source of economic growth," jelas Budi.

Adanya pandemi Covid-19 juga menjadi salah satu alasannya digencarkannya transaksi keuangan digital. Menurut Budi, pandemi Covid-19 menyebabkan adanya sekat terhadap interaksi antar manusia dan mengurangi intensitas pertemuan fisik.

Dalam kondisi ini digitalisasi pembayaran bersifat nirkontak menjadi salah satu unsur penting dalam meminimalisir kontak fisik salam berinteraksi. Olehnya itu, BI Sulsel bersama pemerintah mendorong implementasi penggunaan QRIS dalam transaksi pembayaran.

"Jadi, beberapa transaksi pembayaran dengan QRIS sudah dilakukan seperti, pajak dan retribusi daerah untuk memberikan kemudahan pelayanan transaksi kepada masyarakat," jelas Budi.

Sementara itu Asisten Administrasi Pemprov Sulsel Tautoto Taba Ranggina mengatakan bahwa hingga akhir 2021 ini ditargetkan seluruh daerah di Sulsel akan memiliki TP2DD. Pembentukan TP2DD kata dia akan dilakukan secara bertahap.

TP2DD sendiri bertugas melakukan pengumpulan data dan informasi perkembangan transaksi pendapatan dan belanja pemda baik yang dilakukan secara tunai maupun non tunai. Selain itu TP2DD juga melakukan analisis dan identifikasi hambatan dan permasalahan terkait ETP dan mengambil langkah-langkah penyelesaian hambatan pelaksanaan ETP.

"TP2DD juga bertugas menyusun rekomendasi kebijakan, strategi, dan rencana aksi terkait ETP sesuai arah kebijakan ETP yang ditetapkan oleh Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) ETP," kata Tautoto.

Ia juga menyebutkan, pembentukan TP2DD untuk mewujudkan transparansi, tata kelola keuangan yang lebih baik. Termasuk dalam meningkatkan potensi penerimaan pemda melalui pemanfaatan teknologi, hingga akhirnya menghasilkan layanan publik yang lebih baik.

"Saat ini memang masih ada blank spot di daerah tertentu yang kesulitan untuk akses jaringan internet. Namun, kami yakin secara bertahap semua itu akan teratasi," ungkap Tautoto.

Ia menyatakan, ke depan semua daerah sudah dapat menggunakan sistem ekonomi dan keuangan digital. Hal itu sejalan dengan tekad untuk menciptakan ekosistem ekonomi dan keuangan digital yang kondusif sebagai salah satu upaya untuk mempercepat pemulihan ekonomi daerah dan nasional. (k36)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler