Bisnis.com, KENDARI - Ibadah Misa Natal di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), salah satunya di Gereja Katolik Santo Clemens Kendari dilakukan bergelombang guna menerapkan dan menaati protokol kesehatan.
Pastor Gereja Katolik Santo Clemens Kendari, Candra, mengatakan pembagian sesi dalam pelaksanaan ibadah Misa Natal dilakukan demi mencegah kerumunan jemaat dan mencegah penyebaran COVID-19.
"Jadi kami bagi per kelompok ada rukun-rukun namanya, misalnya pagi ini hanya tiga rukun. Makanya walaupun disiapkan 600 tempat duduk, tapi tidak sampai 150 yang hadir karena protokol kesehatan," kata Pastor Candra di Kendari, Jumat (25/12/2020).
Ia menjelaskan tiga sesi pelaksanaan Misa Natal dimulai pada pagi pukul 06.30 Wita, kemudian sesi kedua dilaksanakan pada pukul 09.00 Wita dan sesi ketiga atau terakhir akan dilaksanakan pada pukul 15.00 Wita.
"Itu dibagi sesuai dengan konsentrasi umat. Sengaja dipecah supaya kita bisa tetap jaga jarak," tutur Pastor Candra.
Ia juga menyampaikan bahwa karena pelaksanaan ibadah Misa Natal di masa pandemi Covid-19, maka anak usia di bawah 12 tahun dan usia di atas 65 tahun tidak diizinkan untuk mengikuti Misa di gereja.
"Anak 12 tahun tidak bisa datang, yang 65 tahun juga tidak bisa. Jadi nanti mereka ini dilayani dari rumah ke rumah. Jadi dibagi memang," jelasnya.
Dalam pelaksanaan ibadah Misa Natal, setiap jemaat diwajibkan menerapkan protokol kesehatan mulai dari saat masuk ke gereja harus mencuci tangan, menggunakan masker, menggunakan hand sanitizer, diukur suhu tubuh, hingga jarak tempat duduk diatur.
Selain itu, kata Pastor Candra, dalam pelaksanaan Misa Natal di gereja tersebut dilakukan dalam dua bentuk yakni tatap muka dan secara daring (online).
"Setiap perayaan Misa ada online ada offline. Jadi teman-teman yang gak bisa ikut atau memilih tidak datang ke gereja bisa offline mereka bisa ikut dari rumah," tutur dia.
Dalam momen Natal yang dilaksanakan meskipun di masa pandemi COVID-19, ia mengajak seluruh jemaat saling mengunjungi dan saling menyapa melalui media seperti telepon ataupun via WhatsApp, karena menurutnya dengan saling menyapa dapat menghilangkan keegoisan seseorang.
"Cara menyapa itu kan berbeda-beda bisa kita telepon bisa kita video call, lewat WA, ada cara komunikasi yang berlimpah saat ini dan dengan komunikasi itu, menyapa orang itu membuat rasa kesendirian itu hilang, jadi harus ada interaksi satu sama lain," katanya.