Bisnis.com, MAKASSAR - Produksi udang windu Sulawesi Selatan yang rata-rata 5.000 - 6.000 ton per tahun, sebagian besar diproduksi dari Kabupaten Pinrang yang sudah memasok udang windu ke Jepang.
"Setelah mendapat kepercayaan dari Jepang, kini proses sertifikasi untuk diekspor ke Eropa dan Amerika lagi," kata Bupati Kabupaten Pinrang, Irwan Hamid di sela panen udang windu bersama Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dikutip dari Antara, Selasa (17/11/2020).
Dia mengatakan, udang windu yang dikenal dengan nama udang sitto di Sulsel ini adalah komoditas unggulan Kabupaten Pinrang selain rumput, laut dan beras.
Menurut dia, komoditas ekspor ini menjadi penyangga ketahanan pangan nasional yang dapat untuk dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan dan upaya pemulihan ekonomi (PEN) di kalangan masyarakat.
Pada kesmepatan tersebut, Irwan memperkenalkan pada gubernur salah satu sentra pengembangan udang windu di Kabupaten Pinrang yang disebut Kawasan Budidaya Udang Windu Ramah Lingkungan.
Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel diketahui, di Kabupaten Pinrang terdapat luas areal tambak 15.026,20 hektare, khusus di Kecamatan Lanrisang luasnya mencapai 1.588,33 ha yang meliputi dua blok pengembangan, yakni blok Lanrisang 523,23 ha dan blok Waetuoe seluas 1.065,15 hektare.
"Kawasan yang dikunjungi Pak gubernur ini memproduksi udang windu jenis echo-shrimp atau ramah lingkungan dengan kualitas premium yang selama ini diekspor ke Jepang," kata Irwan.
Menanggapi hal tersebut, gubernur Sulsel mengapresiasi hasil produksi undang windu yang dikembangkan pemerintah dan para petani tambak.
"Saya kira kita punya kewajiban untuk menjaga keunggulan kita, Pinrang ini adalah salah satu dari dulu sampai sekarang sebagai penghasil udang sitto (windu)," katanya.
Karena itu, dia mengingatkan agar jangan sampai petani tambak meninggalkan udang sitto dan beralih ke vaname. Apalagi nenek moyang dari dahulu sudah mengembangkan udang windu untuk meningkatkan kesejahteraan.
"Kadang petambak kita ini di Sulsel setahun bisa dua hingga tiga kali umroh. Satu kali panen bisa menaikkan satu keluarga umroh, haji dan sebagainya," kata Nurdin.