Bisnis.com, MAKASSAR - PT PLN (Persero) kembali merampungkan salah satu proyek strategis nasional (PSN). Adalah tol listrik jalur barat yang merupakan pembangunan interkoneksi sistem kelistrikan dari Sulawesi Barat hingga Sulawesi Tengah.
Secara resmi pengoperasian tol listrik jalur barat ini ditandai dengan pemberian tegangan serta pengoperasian perdana jaringan transmisi bertegangan 150 kV.
Jaringan tersebut terbentang dari Gardu Induk (GI) 150 kV Mamuju Baru di Kabupaten Mamuju sampai dengan GI 150 kV Topoyo di Kabupaten Mamuju Tengah. Menyusul beroperasinya transmisi 150 kV Topoyo-Pasangkayu dan GI 150 kV Topoyo pada 3 Oktober lalu.
Direktur Bisnis Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara Syamsul Huda menjelaskan interkoneksi sistem kelistrikan ini merupakan upaya PLN untuk menjamin keandalan listrik di daerah penyangga ibu kota baru. Di mana Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah termasuk di dalamnya.
"Interkoneksi Sulbar-Sulteng ini merupakan salah satu bentuk komitmen PLN terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat, apalagi di masa kebiasaan baru saat pandemi sekarang," jelas Syamsul dalam virtual meeting, Jumat (23/10/2020).
Dengan adanya peningkatan keandalan listrik tersebut, lanjut Syamsul, kedua provinsi itu semakin siap menopang ibu kota baru yang kelak berada di pesisir timur Pulau Kalimantan.
Ia merincikan, interkoneksi Sulbar-Sulteng terdiri dari 534 menara yang melintas sepanjang 370,16 kilometer sirkuit (kms) dari Kabupaten Mamuju, Mamuju Tengah, Mamuju Tengah sampai dengan Mamuju Utara.
Secara teknis, imterkoneksi jaringan ini akan membantu evakuasi daya Sulteng yang sebelumnya hanya ditopang melalui jaringan transmisi Poso-Sidera. Sebab, selain berada pada kondisi yang rawan terkena abrasi sungai, jaringan transmisi Poso-Sidera juga memiliki akses yang sulit untuk dilakukan pemeliharaan.
"Diharapkan, peningkatan keandalan listrik ini juga menopang kebutuhan listrik bagi segenap masyarakat serta menguatkan geliat investasi di Pulau Sulawesi sebagai gerbang Kawasan Timur Indonesia (KTI)," jelas Syamsul.
Selain meningkatkan kapasitas pasokan, mutu dan keandalan sistem kelistrikan di Sulbar-Sulteng. Secara finansial, dengan beroperasinya tol listrik interkoneksi jalur barat ini berpotensi meningkatkan pendapatan PLN sebesar Rp137,8 miliar per tahun atau berkisar Rp377 juta per hari.
General Manager Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL) Sulawesi, Suroso Isnandar memaparkan secara teknis saluran udara tekanan tinggi yang menyanjung dari Mamuju hingga Pasangkayu di Sulbar memiliki kapasitas sebesar 250 MW atau setara dengan 250.000 rumah.
"Sementara untuk wilayah Sulteng, beban puncak saat ini mencapai 160 MW. Sehingga kapasitas tol listrik jalur barat ini mampu mencukupi kebutuhan beban masyarakat setempat," terang Suroso.