Bisnis.com, MAKASSAR - Sebanyak lima desa di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), telah ditetapkan sebagai sentra pengembangan komoditas perkebunan, khususnya kakao organik.
Kelima desa di Sigi itu adalah Desa Berdikari, Desa Karunia, Desa Bahagia, Desa Sintuwu dan Desa Petimbe.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sulteng, Maya Melania mengatakan bahwa semua desa tersebut berada di wilayah Kecamatan Palolo, yang selain sentra produksi kakao, juga selama ini menjadi penghasil beras terbesar di Kabupaten Sigi.
"Penetapan kelima desa di Sigi sebagai pusat pengembangan kakao organik di Sulteng sesuai hasil pendampingan dan pre-assesment dari Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) Indonesia," kata Maya dikutip dari Antara, Kamis (8/10/2020).
Selama beberapa bulan tim pendamping melakukan kegiatan bersama para anggota kelompok tani yang ada di masing-masing desa tersebut.
Lima kelompok tani yang mengembangkan kakao organik yakni Kelompok Tani Tunas Muda di Desa Petimbe, Kelompok Tani Sabaraes Desa Sintuwu, Kelompok Tani Masagenae Desa Berdikari, Kelompok Tani Hikari Meno Desa Bahagia, dan Kelompok Tani Cahaya Kakao Desa Bahagia.
Kabupaten Sigi, kata Maya, selama ini merupakan sentra produksi kakao dan kopi di Sulteng selain Kabupaten Donggala, Parigi Moutong, Poso dan Tolitoli.
Kakao selama beberapa tahun lalu menjadi produk ekspor unggulan Sulteng yang telah menyumbang devisa terbesar. Hingga kini masih sebagian besar petani di Sulteng mengembangkan komoditi perkebunan kakao.
Harga biji kakao di pasaran sempat melambung hingga mencapai Rp34.000 per kilogram beberapa tahun lalu.