Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sulsel Andalkan Sektor Pertanian Dukung Pemulihan Perekonomian

Akademisi menilai saat ini Sulsel memang sudah memasuki fase pemulihan.
Ilustrasi./ Antara - Fakhri Hermansyah
Ilustrasi./ Antara - Fakhri Hermansyah

Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi Sulsel masih mengandalkan sektor pangan sebagai upaya pemulihan ekonomi daerah.

Diketahui, pada kuartal II/2020, kinerja ekonomi Sulsel minus 3,87 persen. Kuartal sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Sulsel tumbuh positif di kisaran 3,07 persen.

"Sebagai salah satu penyangga pangan nasional, kita harus pastikan pada seluruh masyarakat Indonesia bahwa produksi pertanian di Sulsel masih on the track bahkan masih surplus," jelas Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, Selasa (6/10/2020).

Nurdin menyatakan, sebaiknya seluruh pihak utamanya masyarakat Sulsel tidak terbawa arus terkait isu resesi. Sebab menurutnya, Sulsel apalagi Indonesia merupakan negara agraris yang unggul dari sisi sektor pangan.

Oleh karena itu pada kuartal III/2020, kata Nurdin, ekonomi Sulsel diharapkan tidak lagi mengalami kontraksi. Meski belum mampu menyebut angka pasti, namun ia berharap pertumbuhan itu tidak lagi di angka minus.

"Pokoknya harus tetap jaga sinergitas dengan para stakeholder, membuat rangka yang sama, saling menopang," ungkap Nurdin Nurdin.

Di sisi lain, Ekonom Universitas Hasanuddin Makassar Prof Marsuki DEA menilai saat ini Sulsel memang sudah memasuki fase pemulihan. Hal itu terlihat dari adanya sejumlah sektor yang mulai kembali bergerak setelah adanya pembatasan-pembatasan sejak masa pandemi Covid-19 terjadi.

Marsuki memprediksi, pada kuartal III/2020 ekonomi Sulsel setidaknya bisa tumbuh di angka 0,5 persen. Menurut Marsuki, jika ekonomi kembali ingin digerakkan, pemerintah harus lebih fokus membenahi sejumlah sektor strategis. Utamanya yang paling besar terdampak pandemi Covid-19.

"Misalnya saja, pada sub sektor penyediaan akomodasi industri makanan dan minuman, transportasi, pergudangan, industri pengolahan, konstruksi dan jasa keuangan," jelas Marsuki.

Sejauh ini kita menurut Marsuki, stimulus bantuan tunai belum mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi dalam waktu dekat. Bantuan tunai maupun nontunai juga cenderung akan disimpan oleh masyarakat penerima. Sehingga akan menahan keinginan untuk melakukan aktivitas belanja. (k36)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper