Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melaksanakan kegiatan revitalisasi 15 danau kritis yang menjadi prioritas nasional, salah satunya adalah Danau Tondano di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
Program ini bakal menambah jumlah tampungan air di Indonesia selain pembangunanan bendungan dan embung.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa revitalisasi danau bertujuan untuk mengembalikan fungsi alami danau sebagai tampungan air melalui pengerukan, pembersihan gulma air atau eceng gondok, pembuatan tanggul, termasuk penataan di kawasan daerah aliran sungai.
"Danau adalah tampungan air alami yang harus dijaga dengan baik. Untuk itu, dalam program kerja PUPR bidang sumber daya air di Provinsi Sulawesi Utara akan difokuskan untuk revitalisasi Danau Tondano. Kami akan tambah alat harvester untuk membersihkan eceng gondok seperti yang sudah dilakukan di Danau Rawa Pening, Semarang, Jawa Tengah," katanya melalui siaran pers, Jumat (2/10/2020).
Selain pembersihan danau, Menteri Basuki menyatakan bahwa pekerjaan prioritas yang harus diselesaikan dalam revitalisasi Danau Tondano adalah pembangunan tanggul pembatas badan air danau sepanjang 18 km.
"Ditargetkan untuk pembangunan tanggul seluruhnya dapat selesai dalam waktu tiga tahun ke depan, atau paling lambat tahun 2024. Kebutuhan anggarannya sekitar Rp 1 triliun," tuturnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Kementerian PUPR telah menyelesaikan revitalisasi Sungai Tondano yang mengalir ke badan air Danau Tondano. Biaya pengerjaannya sebesar Rp108,6 miliar dengan masa pelaksanaan tahun 2016—2018.
Pada 2019, pelaksanaan revitalisasi dianggarkan sebesar Rp10 miliar di antaranya untuk pembangunan tanggul pembatas badan air danau sepanjang sekitar 108 meter.
Pada tahun ini, pekerjaan revitalisasi dilanjutkan dengan pembangunan tanggul sepanjang 270 meter. Pembangunan tanggul bertujuan mencegah terjadinya alih fungsi dan okupasi lahan di kawasan tepi danau. Sejak 2014 hingga 2019 sudah terbangun tanggul sepanjang sekitar 3 km.
Danau Tondano memiliki volume tampung 668,6 juta meter persegi dan luas 4.616 hektare. Luasnya mengalami penyusutan karena pada 1992 masih tercatat4.800 hektare sehingga dalam kurun waktu 25 tahun terakhir telah menyusut 184 hektare.