Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kunjungan Turis Asing di Sulsel masih Nihil, Hotel Andalkan Turis Domestik

Kunjungan turis asing atau wisatawan mancanegaradi Sulawesi Selatan belum menunjukkan pergerakan positif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, pada Juli 2020, belum tercatat adanya kunjungan wisman yang masuk ke Sulsel.
Suasana ruang keberangkatan Bandara Sultan Hasanudin, Makassar Sulawesi Selatan masih tampak sepi pada hari Kamis 7 Mei 2020. /Bisnis-Paulus Tandi Bone
Suasana ruang keberangkatan Bandara Sultan Hasanudin, Makassar Sulawesi Selatan masih tampak sepi pada hari Kamis 7 Mei 2020. /Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, MAKASSAR - Kunjungan turis asing atau wisatawan mancanegaradi Sulawesi Selatan belum menunjukkan pergerakan positif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, pada Juli 2020, belum tercatat adanya kunjungan wisman yang masuk ke Sulsel.

Kepala BPS Sulsel Yos Rusdiansyah memaparkan bahwa fenomena ini bahkan sudah terjadi sejak empat bulan terakhir. Tak bisa dipungkiri bahwa kondisi itu merupakan imbas dari masalahnya pandemi Covid-19. Alasan itulah yang membuat sejumlah negara melakukan pembatasan pintu masuk, termasuk Indonesia.

"Tidak adanya kunjungan turis asing itu sudah terjadi sejak April hingga Juli. Hampir semua negara bahkan melakukan karantina wilayah dan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB," kata Yos, Selasa (1/9/2020).

Hal itu lanjut Yos, masih dianggap wajar sebab beberapa negara, termasuk negara asal turis asing yang selama ini banyak berkunjung ke Indonesia masih melakukan pembatasan untuk melintas ke negara lain. Begitu pula yang terjadi di Indonesia.

Secara drastis penurunan kunjungan turis asing tentu terjadi pada periode Januari-Juli 2020 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Jika pada 2019 lalu jumlah kunjungan turis asing mencapai 9.430 kunjungan, maka pada tahun ini jumlah turis asing di Sulsel hanya 3.572 orang.

"Mudah-mudahan setelah pandemi ini, semua bisa normal kembali. Dan semua sektor termasuk pariwisata bisa kembali bangkit," sebut Yos.

Hunian Hotel

Tidak adanya kunjungan turis asing ke Sulsel pada di empat bulan tersebut tentu berpengaruh pada tingkat hunian hotel di Sulsel. Pada periode itu, tingkat penghunian kamar (TPK) hanya diisi oleh tamu domestik. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel Anggiat Sinaga mengatakan hunian kamar bahkan anjlok hingga 20 persen.

"Kita berharap pada September dan bulan selanjutnya ada perbaikan tingkat hunian," kata Anggiat.

Ia mengatakan, pihaknya tidak hanya bertumpu pada tingkat hunian saja tetapi juga pada kegiatan yang biasanya dilakukan di hotel. Anggiat menyebut, pembatasan aktivitas juga membuat industri perhotelan sesak napas.

Apalagi sejauh ini, pihaknya terus menggodok Sulsel sebagai daerah wisata MICE (Meetings, Incentives, Conferencing, Exhibitions) Tourism Board atau MMTB. Halitu dilakukan guna membangkitkan kembali gairah pariwisata di Sulsel di era kebiasaan baru.

"Harapan kami sejauh ini bisa juga dari kegiatan pemerintahan dan sosial event. Sebab itu memberi kontribusi hunian hingga 60 persen, ketika segmen ini bersoal akibat Covid-19, secara otomatis hunian pun langsung sakit," terang Anggiat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper