Bisnis.com, MAKASSAR - Gubernur Sulawesi Selatan HM Nurdin Abdullah menyebutkan sektor pertanian, yang merupakan penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi di Sulsel, masih tetap tumbuh, meskipun di tengah pendemi Covid-19.
Menurut dia, di Makassar, Kamis (6/8/2020), sektor pertanian masih menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di Sulsel dan bahkan juga dilakukan ekspor ke sejumlah negara tujuan di antaranya Jepang, China, dan Singapura.
Khusus tanaman padi, lanjut Nurdin, menghasilkan surplus beras sekitar 2,5 juta ton, yang sebagian untuk kebutuhan logistik korban bencana alam maupun operasi pasar Perum Bulog.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Toddopuli, Kabupaten Maros, Daeng Badillah mengatakan sebagian besar petani di Kabupaten Maros, masih panen saat ini.
"Ini adalah musim panen kedua sepanjang 2020 dan hasilnya sangat bagus karena tidak terdampak banjir seperti pada musim panen sebelumnya yang masih tinggi curah hujannya," katanya.
Namun, ia mengatakan saat panen harga di tingkat petani cenderung menurun, karena itu pemerintah harus dapat menjaga harganya, sehingga petani juga dapat menikmati hasil jerih payahnya.
Baca Juga
"Kami meminta harga produk petani tidak dibeli di bawah harga eceran tertinggi (HET)," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menilai ekonomi yang mengalami kontraksi pada masa pandemi merupakan hal yang wajar. Apalagi 32 dari 34 provinsi di indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi negatif. "Kan lucu kalau perekonomian kita naik sementara pandemi. Puncaknya ini memang terjadi pada pelaksanaan PSBB," ungkap Nurdin.
Namun, Nurdin mengaku optimistis akselerasi perekonomian Sulsel akan lebih menggeliat pada kuartal III/2020. Meski mengalami koreksi, proyeksi ekonomi Sulsel menurut Nurdin bakal tumbuh di angka 4 persen. Pertumbuhan itu didorong oleh pertumbuhan sejumlah sektor salah satunya pertanian, informasi dan komunikasi, dan jasa pendidikan.