Bisnis.com, MAKASSAR - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Wilayah Makassar Siap berkontribusi dalam upaya pemulihan ekonomi nasional.
Pimpinan Wilayah BRI Makassar, Presley Hutabarat menyatakan pihaknya telah memetakan rencana ekspansi untuk kembali menstabilkan perekonomian.
BRI Wilayah Makassar yang membawahi empat Wilayah yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara dan Maluku menyiapkan anggaran sebesar Rp2,8 triliun dalam rencana ekspansi. Rencana ekspansi tersebut bakal difokuskan pada sektor pertanian dengan porsi anggaran yang lebih besar.
"Perseroan akan fokus pada sektor pertanian dengan total ekspansi sebesar Rp1,5 triliun. Sementara Rp1,3 triliun lainnya akan difokuskan pada sektor non pertanian," kata Presley, Selasa (7/7/2020).
Presley menerangkan, dari empat wilayah kerja BRI Makassar, rencana ekspansi paling besar akan difokuskan di Sulsel untuk sektor pertanian sebesar Rp892,3 miliar. Sektor pertanian merupakan sektor potensial untuk kembali menumbuhkan perekonomian baik nasional maupun daerah.
Untuk sektor pertanian, Presley menyebut telah menyiapkan klaster pertanian di masing-masing kabupaten yang ada di Sulsel. Misalnya saja untuk Kabupaten Takalar dan Jeneponto terdapat klaster rumput laut, Kabupaten Luwu dengan klaster kakao, Sidrap dengan klaster beras, dan Enrekang dengan klaster bawang merah.
Baca Juga
"Cara menumbuhkan kembali ekonomi nasional memang mau tidak mau harus kembali ke desa," kata Presley.
Di sisi lain, kinerja perseroan selama masa pandemi Corona Virus Disease atau Covid-19 dinilai cukup stabil. Hal itu terlihat dari sisi kredit pada Juni 2020 BRI Makassar yakni sebesar Rp1,464 triliun atau tumbuh sebesar 1,03 persen terhadap Desember 2018. Yang mana kinerja pinjaman didominasi oleh pinjaman mikro sebesar Rp28,4 triliun atau 52 persen dari total kredit yang disiapkan perseroan.
Sementara kinerja simpanan BRI Makassar pada Juni 2020 yakni sebesar Rp759 miliar atau tumbuh sebesar 1,02 persen terhadap Desember 2018. Tercatat, kinerja simpanan didominasi oleh CASA atau rasio dana murah sebesar Rp34,9 triliun atau 77 persen dari total pinjaman.
"Jadi di tengah pandemi Covid-19 ini, terjadi peningkatan pada market share kredit. Untuk simpanan kinerjanya sedikit melambat, karena banyak orang yang menarik dananya," jelas Presley. (k36)