Bisnis.com, MAKASSAR - Ekonom Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Marsuki DEA menyatakan selama masa pandemi Corona Virus Disease atau Covid-19 sejumlah subsektor properti mengalami tekanan paling keras. Baik itu perumahan, perkantoran, apartemen, ritel, kawasan industri, utamanya perhotelan.
Marsuki menilai pandemi Covid-19 telah mengubah peta bisnis di sektor properti. Termasuk di antaranya pola transaksi, preferensi, perilaku konsumen dan investor yang juga mulai mengalami perbedaan signifikan dibandingkan sebelum terjadinya pandemi. Hal ini menjadi tugas besar bagi para pelaku bisnis di sektor properti.
"Ini tentu menjadi tantangan. Tapi dari situlah, saatnya pelaku bisnis properti dengan subsektornya perlu membaca peluang yang ada. Misalnya saja dengan melihat atau membaca potensi dalam menghadapi new normal nantinya," ungkap Marsuki, Kamis (21/5/2020).
Ia menjelaskan, beberapa tahun silam transformasi mulai terjadi di beberapa sektor, misalnya saja sektor transportasi, bisnis makanan, dan perdagangan dengan memanfaatkan konsep online atau daring. Hal itulah menurut Marsuki yang mesti dipelajari oleh para pelaku bisnis properti. Apalagi jika Indonesia betul-betul akan dihadapkan dengan tatanan baru di masa pandemi.
Menurutnya implikasi new normal bukan berarti harus kembali seperti kondisi normal seperti sebelumnya. Oleh karena itu, terdapat indikasi beberapa sektor kegiatan yang sebelumnya tidak beroperasi akan dibuka kembali. Kesempatan bisnis itu salah satunya bisa dirasakan oleh bisnis properti atau real estate.
"Yang terpenting juga menerapkan proptech atau teknologi properti dan teknologi lainnya. Misalnya saja melakukan pemasaran secara digital, atau bisa juga pengembang memanfaatkan virtual reality," jelasnya.
Baca Juga
Marsuki menyarankan, para pengembang setidaknya harus melakukan analisis yang mendalam guna menentukan preferensi dan perilaku permintaan konsumen. Selain itu, pengembang juga perlu merekomendasikan proyek yang memang berkualitas, berkredibilitas, dan bertindak demi terpenuhinya keinginan konsumen.
Untuk mempertahankan pasar, inovasi lain juga bisa dihadirkan di sektor ini. Salah satunya dengan menghadirkan fasilitas home delivery. Hal itu dinilai memudahkan sektor properti kawasan industri dalam melakukan transaksi yang terkait dengan data center untum kebutuhan logistik, otomotif, maupun manufaktur.
"Pasar itu selalu tercipta dengan kondisinya. Bisnis akan mencari cara-cara baru, produk baru, solusi baru yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam menjalani dunia dengan peradaban dan budaya yang baru," terang Marsuki.