Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Stabilitas Harga Jagung Jadi Perhatian Pemprov Gorontalo

Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim menaruh perhatian terhadap stabilitas harga jagung di provinsi tersebut.
Denis Riantiza Meilanova
Denis Riantiza Meilanova - Bisnis.com 15 Mei 2020  |  20:52 WIB
Stabilitas Harga Jagung Jadi Perhatian Pemprov Gorontalo
Ilustrasi petani jagung./Antara - Kamilus Tupen

Bisnis.com, MANADO – Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim menaruh perhatian terhadap stabilitas harga jagung di provinsi tersebut.

Idris mengatakan bahwa panen raya jagung pada Maret dan April 2020 membuat produksi jagung Gorontalo saat ini berlimpah, tetapi harganya turun dari Rp3.700 menjadi Rp3.050 per kilogram.

Hal itu ia sampaikan dalam web seminar (webinar) yang digelar oleh Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) pada Kamis (14/5/2020).

Webinar yang membahas ketahanan pangan selama dan pascapandemi virus Covid-19 mengangkat tema ‘Menjaga Integritas Ketahanan Pangan dalam Upaya Mempertahankan Hak-Hak Konsumen’.

“Para pengusaha jagung tidak mau membeli dengan harga Rp3.700, karena alasannya terkendala dengan sulitnya mengurus dokumen ekspor di masa pandemi virus Covid-19. Kami berharap ini bisa dipermudah guna menjaga stabilitas harga jagung dan kesejahteraan petani di Gorontalo,” ujar Idris, dikutip dari laman resmi Pemprov Gorontalo, Jumat (15/5/2020).

Selain persoalan harga jagung, Idris juga memaparkan kondisi stok dan harga gula pasir di Gorontalo. Stok gula pasir di pabrik gula Gorontalo saat ini kurang lebih 4.000 ton, yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tiga provinsi, yakni Gorontalo, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah.

“Ada usulan dari pihak perusahaan agar mereka diberikan izin impor untuk menjaga ketersediaan gula di Gorontalo, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah. Tentunya ini sepenuhnya merupakan kewenangan dari Kementerian Perdagangan,” kata Idris.

Webinar BPKN membahas tiga isu utama menyangkut ketahanan pangan selama dan pascapandemi virus Covid-19, yaitu ketersediaan pangan dari segi suplai, ketersediaan distribusi logistik, serta ketersediaan dari segi permintaan pangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

jagung gorontalo
Editor : M. Syahran W. Lubis

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    Terpopuler

    Banner E-paper
    back to top To top