Bisnis.com, MANADO – Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim menaruh perhatian terhadap stabilitas harga jagung di provinsi tersebut.
Idris mengatakan bahwa panen raya jagung pada Maret dan April 2020 membuat produksi jagung Gorontalo saat ini berlimpah, tetapi harganya turun dari Rp3.700 menjadi Rp3.050 per kilogram.
Hal itu ia sampaikan dalam web seminar (webinar) yang digelar oleh Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) pada Kamis (14/5/2020).
Webinar yang membahas ketahanan pangan selama dan pascapandemi virus Covid-19 mengangkat tema ‘Menjaga Integritas Ketahanan Pangan dalam Upaya Mempertahankan Hak-Hak Konsumen’.
“Para pengusaha jagung tidak mau membeli dengan harga Rp3.700, karena alasannya terkendala dengan sulitnya mengurus dokumen ekspor di masa pandemi virus Covid-19. Kami berharap ini bisa dipermudah guna menjaga stabilitas harga jagung dan kesejahteraan petani di Gorontalo,” ujar Idris, dikutip dari laman resmi Pemprov Gorontalo, Jumat (15/5/2020).
Selain persoalan harga jagung, Idris juga memaparkan kondisi stok dan harga gula pasir di Gorontalo. Stok gula pasir di pabrik gula Gorontalo saat ini kurang lebih 4.000 ton, yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tiga provinsi, yakni Gorontalo, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah.
“Ada usulan dari pihak perusahaan agar mereka diberikan izin impor untuk menjaga ketersediaan gula di Gorontalo, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah. Tentunya ini sepenuhnya merupakan kewenangan dari Kementerian Perdagangan,” kata Idris.
Webinar BPKN membahas tiga isu utama menyangkut ketahanan pangan selama dan pascapandemi virus Covid-19, yaitu ketersediaan pangan dari segi suplai, ketersediaan distribusi logistik, serta ketersediaan dari segi permintaan pangan.