Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Sulut: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I/2020 Melambat

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara kuartal I/2020 tercatat sebesar 4,27 persen (year on year), melambat dibandingkan pertumbuhan kuartal IV/2019 yang tercatat sebesar 5,45 persen maupun kuartal I/2019 yang mencapai 6,57 persen.
Ilustrasi. Melambatnya pertumbuhan Sulut terutama disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan di empat lapangan usaha (LU) utama, yakni kontruksi, perdagangan, pertanian, dan transportasi. LU transportasi pada kuartal I/2020 terkontraksi sebesar 2,59 persen, menurun cukup jauh dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 8,77 persen./Bisnis
Ilustrasi. Melambatnya pertumbuhan Sulut terutama disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan di empat lapangan usaha (LU) utama, yakni kontruksi, perdagangan, pertanian, dan transportasi. LU transportasi pada kuartal I/2020 terkontraksi sebesar 2,59 persen, menurun cukup jauh dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 8,77 persen./Bisnis

Bisnis.com, MANADO--Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara kuartal I/2020 tercatat sebesar 4,27 persen (year on year), melambat dibandingkan pertumbuhan kuartal IV/2019 yang tercatat sebesar 5,45 persen maupun kuartal I/2019 yang mencapai 6,57 persen.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mencatat melambatnya pertumbuhan Sulut terutama disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan di empat lapangan usaha (LU) utama, yakni kontruksi, perdagangan, pertanian, dan transportasi.

"Kontraksi pada LU transportasi menjadi faktor utama dari sisi LU utama yang menyebabkan perlambatan perekonomian Sulut secara umum di triwulan I/2020," ujar Kepala BI Sulut Arbonas Hutabarat melalui keterangan tertulisnya, Rabu (6/5/2020).

LU transportasi pada kuartal I/2020 terkontraksi sebesar 2,59 persen, menurun cukup jauh dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 8,77 persen. Penumpang internasional yang tercatat terkontraksi sebesar 49,39 persen dan penerbangan domestik yang tumbuh terbatas 0,03 persen menjadi faktor dari sub LU transportasi udara. Sementara itu, berkurangnya mobilisasi masyarakat sejak penetapan darurat bencana sejak akhir Februari 2020 sebagai langkah penanggulangan pandemi Covid-19 menyebabkan kinerja sub LU transportasi darat relatif melambat.

LU perdagangan pada kuartal I/2020 tercatat tumbuh cukup kuat sebesar 7,01 persen, meski melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 10 persen. Hal ini juga terkonfirmasi dari perlambatan survei indeks penjualan retail BI Sulut yang secara rata-rata tumbuh 14,39 persen, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 27,06 persen.

"Kami memandang bahwa perlambatan di LU perdagangan terutama terjadi akibat normalisasi permintaan masyarakat pasca periode permintaan tinggi di akhir 2019," kata Arbonas.

Adapun LU kontruksi tercatat tumbuh 4,43 persen, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 6,2 persen. Hal ini sejalan dengan tertahannya pertumbuhan investasi dari sisi permintaan. Perlambatan kontruksi juga terkonfirmasi dari pengadaan semen di Sulut selama kuartal I/2020 terkontraksi sebesar 14,33 persen.

Sedangkan kinerja LU pertanian tercatat sebesar 2,26 persen, tumbuh melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh 2,76 persen. Perlambatan disebabkan faktor base effect di mana pertumbuhan pertanian pada kuartal I/2019 tumbuh tinggi sebesar 11,95 persen. Selain itu, pertumbuhan sub LU perikanan diperkirakan melambat sebagaimana kinerja ekspor perikanan terkontraksi 9,94 persen sehingga LU pertanian tumbuh terbatas.

"Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan risiko dampak Covid-19 pada pertumbuhan ekonomi Sulut akan semakin besar. Penutupan penerbangan internasional secara total, penurunan pertumbuhan ekonomi dunia penutupan penerbangan domestik diperkirakan akan mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum," kata Arbonas.

Selain itu, pembatasan aktivitas sosial diperkirakan akan mempengaruhi perekonomian terutama dari risiko turunnya permintaan yang ditransmisikan pada penurunan insentif produksi. Selain itu, terdapat risiko tertahannya pertumbuhan konsumsi pemerintah seiring dengan penurunan pendapatan dan terbatasnya aktivitas yang bisa dilakukan.

Menyikapi berbagai tantangan dari risiko terebut, Bank Indonesia senantiasa meningkatkan dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah guna mengurangi dampak pandemi Covid-19 pada perekonomian Sulut.

"Penguatan dukungan sistem pembayaran nontunai untuk mendukung kegiatan transaksi perekonomian terutama bagi pedagang di pasar tradisonal secara online terus kami tingkatkan. Hal ini penting untuk menjaga aktivitas ekonomi tetap terjadi dalam perekonomian dan pada akhirnya akan menjaga pertumbuhan ekonomi yang tetap kuat di tengah pandemi," ujar Arbonas.

Arbonas mengatakan implementasi kebijakan pemerintah pusat maupun daerah dalam rangka menjaga daya beli masyarakat melalui skema social safety net perlu terus didukung terutama bagi masyarakat miskin maupun masyarakat rawan miskin akibat shock pandemi Covid-19 pada perekonomian. Selain itu, kebijakan stimulus ekonomi lainnya, seperti implementasi keringanan pembayaran pajak, keringanan pembayaran listrik untuk UMKM, dan restrukturisasi kredit diharapkan mampu menjaga dunia usaha tetap bertahan untuk siap di masa recovery perekonomian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler