Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Kecewa ke Pemerintah Pusat, Gorontalo Kembali Ajukan PSBB

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengungkapkan kekecewaannya perihal ditolaknya permohonan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Gorontalo.
Denis Riantiza Meilanova
Denis Riantiza Meilanova - Bisnis.com 27 April 2020  |  15:02 WIB
Kecewa ke Pemerintah Pusat, Gorontalo Kembali Ajukan PSBB
Seorang petugas melakukan tes cepat Covid-19 di halaman rumah jabatan Gubernur di Kota Gorontalo, Gorontalo, Senin (20/4/2020). Palang Merah Indonesia (PMI) bersama Pemerintah Provinsi Gorontalo melakukan tes cepat sebagai salah satu upaya deteksi dini Covid-19 di lingkungan Aparatur Sipil Negara (ASN). - Antara/Adiwinata Solihin

Bisnis.com, MANADO — Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengungkapkan kekecewaannya perihal ditolaknya permohonan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Gorontalo oleh pemerintah pusat.

Ia menyatakan hal ini dalam konferensi pers di Aula Rumah Jabatan Gubernur, Senin (27/04/2020). Rusli menilai Gorontalo siap menerapkan PSBB. Segala kebutuhan masyarakat di masa PSBB telah disiapkannya dengan baik.

“Beras kami surplus, bahkan kebijakan saya untuk hasil pertanian di Gorontalo jangan dijual keluar daerah, kita harus tahan di sini. Gula kita cukup ada 3.500 ton di pabrik gula Lakea. Ikan kita cukup, kemarin saya perintahkan Kadis Perikanan beli ikan-ikan rakyat, sekarang kita sudah punya stok 20 ton,” ujar Rusli seperti dikutip dari laman resmi Biro Humas Protokol Setda Pemprov Gorontalo, Senin (27/4/2020).

Rusli mengatakan langkah yang diambilnya ini sesuai dengan arahan Presiden Jokowi. Ia menyayangkan jika pengambil kebijakan di pusat masih berbelit-belit dalam kasus genting seperti ini.

“Kita melaksanakan semua perintah Pak Presiden, untuk memutus rantai penyebaran virus corona ini, tapi kalau dipersulit dengan berbagai izin dan aturan, bingung kita semua,” katanya.

Adanya transmisi lokal penyebaran virus corona di Gorontalo mulai mengkhawatirkan Rusli. Apalagi saat ini jumlah positif corona di Gorontalo telah mencapai 14 orang dan satu meninggal dunia.

“Mesti harus tunggu banyak korban ya baru kita bergerak. Coba lihat negara Itali dan Amerika mayat-mayatnya sudah tidak sempat dimakamkan. Apa kita harus nunggu begitu,” kata Rusli.

Usai ditolaknya permohonan PSBB pertama, pemerintah Provinsi Gorontalo untuk kedua kalinya telah menyurati pemerintah pusat untuk penerapan PSBB di daerah. Permohonan itu dikirimkan hari ini.

Bentuk PSBB yang diajukan berupa penutupan total akses keluar masuk Gorontalo, baik darat, laut, maupun udara. Pemprov juga mengajukan pembatasan aktivitas masyarakat yang dimulai pukul 06.00-17.00 WITA dan tidak lagi beraktivitas di luar rumah di atas jam tersebut.

Rusli menegaskan tidak ingin mengambil risiko dengan membahayakan masyarakat Gorontalo yang di pimpinnya. Ia berharap pemerintah pusat menyetujui usulan PSBB di Gorontalo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

gorontalo sulut
Editor : Miftahul Ulum

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    Terpopuler

    Banner E-paper
    back to top To top