Bisnis.com, MANADO - Kota Manado mengalami deflasi yang lebih dalam pada Maret 2020 sebesar 0,90 persen, sementara Kota Kotamobagu tercatat mengalami inflasi 0,25 persen.
Secara tahunan inflasi Manado dan Kotamobagu masing-masing tercatat sebesar 2,93 persen dan 3,32 persen. Bank Indonesia Sulawesi Utara menilai tingkat inflasi tersebut relatif stabil dan masih berada dalam rentang sasaran target inflasi nasional pada kisaran angka 3 persen plus minus 1 persen (year-on-year).
"Bank Indonesia dan TPID Sulawesi Utara memandang positif pencapaian inflasi kedua kota di Sulawesi Utara yang pada bulan Maret 2020 masih bergerak dalam rentang sasaran inflasi nasional," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Arbonas Hutabarat melalui rilisnya, Rabu (1/4/2020).
Memasuki April 2020, BI Sulut memperkirakan risiko terjadinya base effect sebagai dampak pergeseran periode Ramadan dan Idul Fitri akan memberikan dampak pada inflasi Sulut secara tahunan.
Selain itu, risiko pembalikan arah harga di Kota Manado setelah 3 bulan berturut-turut mengalami deflasi serta pengaruh musiman peningkatan permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) diperkirakan akan menjadi faktor pendorong tekanan inflasi pada April 2020.
"Meskipun demikian, masih terdapat potensi penurunan harga seiring kebijakan pemerintah mendorong pelaksanaan social distancing yang diperkirakan akan menurunkan permintaan dan pembatasan operasional pusat belanja dalam rangka mengendalikan wabah Covid-19, maupun melakukan penyesuaian tarif listrik bagi pelanggan 900 VA ke bawah," kata Arbonas.
Baca Juga
Arbonas menuturkan di tengah potensi tekanan inflasi pada periode wabah Covid-19 dan peningkatan permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) kewaspadaan dan perhatian terhadap perkembangan inflasi akan tetap ditunjukkan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) baik provinsi maupun kabupaten/kota.
Dalam upaya pengendalian inflasi Sulut, TPID akan memastikan kelancaran distribusi komoditas-komoditas kebutuhan pokok baik yang bersumber dari dalam wilayah maupun Iuar wilayah Sulut.
TPID Provinsi Sulut bersama TPID ditingkat kabupaten/kota pun akan terus meningkatkan koordinasi baik dengan TPID Provinsi lain maupun nasional untuk memastikan kelancaran distribusi di tengah potensi pembatasan akses antar wilayah yang lebih ketat.
"Hal ini dimaksudkan untuk memastikan ketersediaan pasokan komoditas-komoditas strategis di Sulawesi Utara. Dengan pasokan yang memadai dan mudah diakses, diharapkan tidak terjadi kenaikan harga secara cepat," kata Arbonas.
"Dalam konteks ini masyarakat dihimbau untuk berbelanja sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan," katanya menambahkan.
Dari sisi permintaan, Bank Indonesia bersama TPID tetap memperhatikan perkembangan terkini dampak wabah Covid-19 di Sulut, termasuk antisipasi kenaikan permintaan kebutuhan pangan sejalan dengan sejumlah program stimulus ekonomi dan perluasan jaring pengaman sosial yang segera diimplementasikan pemerintah.