Bisnis.com, MAKASSAR - Pembangunan Bendung Baliase di Luwu Utara masih dihadapkan pada persoalan lahan. Padahal bendungan tersebut sudah diresmikan oleh Syahrul Yasin Limpo pada penghujung masa jabatannya sebagai Gubernur Sulsel pada April 2018 lalu.
Adapun pembebasan lahan yang masih menjadi persoalan yakni untuk pembangunan irigasi induk seluas 382,4 hektar. Sejauh ini menurut catatan Badan Pertanahan Nasional (BPN) lahan yang baru berhasil dibebaskan yaitu seluas 89 hektar. Sementara 143 hektar dalam proses persiapan apresial, dan sisanya 150 hektar masih menunggu pengukuran.
Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman tak menampik adanya kendala dalam melanjutkan salah satu program yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) itu. Menurut Sudirman, Pemprov Sulsel akan terus berupaya untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dengan giat berkordinasi dengan para pihak terkait.
"Ini akan Kita genjot, apalagi kapasitas Bandung Baliase mampu mengaliri 21 ribu hektar lahan pertanian di sejumlah wilayah di Lutra," ungkap Sudirman, Jumat (6/3/2020).
Untuk tahap pertama pada Selasa nanti akan dilakukan pembayarannya pada warga yang sudah bersedia membebesakan lahannya. Sudirman berharap akan ada akselerasi di tahap selanjutnya. Rencananya, akan dilakukan pula proses pendekatan pada masyarakat setempat.
Menurut Sudirman pembangunan bendung tersebut nantinya juga akan dinikmati oleh banyak orang. Apalagi Luwu Utara tengah didorong untuk menjadi salah daerah penyangga pangan di Sulsel yang bisa berkontribusi dalam menggerakkan roda perekonperekonomian daerah.
"Dengan 21 ribu hektar sawah yang akan dialiri, maka otomatis akan mendatangkan hasil panen yang luar biasa untuk masyarakat," tuturnya.
Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Sulsel Andi Bakti Haruni menyatakan untuk mempercepat proses pengukuran lahan 150 hektar tersebut BPN akan menurunkan dua tim. Sesuai yang disampaikan Sudirman sebelumnya, para tim akan kembali turun ke lapangan pada pekan depan.
"Kita target Oktober sudah rampung semua terkait lahannya. Apalagi sudah tersedia anggaran fisik sekitar Rp180 miliar, kalau untuk pembebasan lahan itu ada di Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN)," ungkap Bakti.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Fisik Baliase BBWSPJ Sofyan menyatakan terdapat empat paket pembangunan Bendung Baliase. Yang mana paket satu berupa bangunan utama bendung telah rampung. Paket 2 untuk irigasi kiri dengan progres 30 persen.
Paket 3 irigasi Baliase kanan 1 juga dengan progres 30 persen, dan paket 4 irigasi Baliase kanan 2 dengan progres baru 16 persen yang rampung. Tahun ini, sebut Sofyan masing-masing paket mendapat kucuran anggaran sebesar Rp60 miliar.
"Kita berharap ke depan bisa berjalan lancar usai persoalan lahan dituntaskan," kata Sofyan.
Sebagai informasi, Bandung Baliase merupakan satu dari 11 PSN di Sulsel yang dibangun oleh masa pemerintahan Presiden Joko Widodo sejak periode pertama menjabat. Di bawah tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), bendung tersebut dibangun dengan anggaran sebesar Rp1,3 triliun.