Bisnis.com, MANADO - Investor pasar modal di Sulawesi Utara di luar Ibu Kota Provinsi, Kota Manado, tercatat mengalami pertumbuhan secara tahunan sejalan dengan sejumlah kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh otoritas bursa.
Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) Mario L. Iroth mengungkapkan jumlah investor pasar di Bumi Nyiur Melambai sebanyak 11.250 per Januari 2020. Dari jumlah itu, sebanyak 4.964 investor atau 44,12 persen berasal dari Ibu Kota Provinsi Sulut, Kota Manado.
Kendati demikian, Kantor BEI Perwakilan Sulut mencatat adanya pertumbuhan di sejumlah kota atau kabupaten lainnya. Di Kabupaten Minahasa misalnya, jumlah investor naik dari 1.336 per Januari 2019 menjadi 1.791 investor untuk periode Januari 2020.
Selanjutnya, total investor pasar modal di Kota Bitung juga mengalami pertumbuhan dari 848 pada Januari 2019 menjadi 1.155 per akhir Januari 2020. Kenaikan jumlah investor juga terjadi di Kota Tomohon dari 436 periode Januari 2019 menjadi 539 pada Januari 2020.
“Untuk total nilai transaksi saham per Januari 2020 wilayah Sulut senilai Rp165,24 miliar,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (24/2/2020).
Mario mengatakan terdapat sejumlah program yang disiapkan untuk memperluas basis investor pasar modal Sulut pada 2020. Untuk Kota Tomohon, otoritas mengupayakan kerja sama dengan perguruan tinggi yang ada di wilayah tersebut.
Baca Juga
Selanjutnya, Kantor BEI Perwakilan Manado juga mengupayakan peningkatan jumlah investor di Kabupaten Minahasa Utara. Langkah yang ditempuh yakni dengan berkolaborasi bersama pemerintah desa untuk memberikan akses sosialisasi.
“Begitu juga dengan daerah Minahasa kami bekerja sama dengan BUMDes,” ujarnya.
Mario mengatakan juga mengincar peningkatan jumlah investor pasar modal untuk area Bolaang Mongondow. Oleh karena itu, pihaknya akan bekerja sama dengan perguruan tinggi dan mengupayakan sosialisasi pasar modal melalui perusahaan padat karya.
Berdasarkan catatan Bisnis, jumlah investor pasar modal di Sulut tumbuh 26,7 persen menjadi 11.156 pada akhir 2019. Adapun, total nilai transaksi saham juga tumbuh 35,3 persen menjadi Rp2,3 triliun akhir tahun lalu.
Kantor BEI Perwakilan Sulut mencatat pertumbuhan jumlah investor tahun lalu didorong oleh sejumlah faktor. Pertama, kegiatan literasi dan inklusi yang dilaksanakan di wilayah Bumi Nyiur Melambai.
Kedua, peran perguruan tinggi dalam memasyarakatkan pasar modal. Ketiga, program “10 Days Challenge” yang diselenggarakan oleh BEI.
Sementara itu, pertumbuhan nilai transaksi saham didorong oleh euforia Pemilihan Umum Presiden pada Kuartal II/2019. Fluktuasi pasar seperti terkoreksinya saham-saham blue chip juga menjadi salah satu pendorong pertumbuhan transaksi tahun lalu.