Bisnis.com, MAKASSAR - PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) memperkenalkan produk terbarunya di Makassar, yakni PRUTotal Critical Protection (PRUTop) dan PRUTotal Critical Protection Syariah (PRUTop Syariah).
President Director Prudential Indonesia Jens Reisch menyatakan produk tersebut merupakan rangkaian produk pelengkap asuransi tambahan inovatif guna memastikan masyarakat Indonesia terlindungi secara total. Perlindungan itu tanpa ada batasan jumlah maupun jenis penyakit kritis.
"Ini sudah menjadi komitmen Prudential Indonesia menjadikan masyarakat Indonesia hidup lebih sehat dan lebih lama. Tentunya melalui beragam solusi perlindungan kesehatan dan kesejahteraan jangka panjang," terang Jens pada acara peluncuran yang dilakukan di Hotel Four Points by Sheraton Makassar, Senin (20/1/2020).
Kehadiran produk itu merupakan bentuk optimisme Prudential dalam menggalakkan kampanye "We DO". Jens menyatakan, pihaknya menyadari kebutuhan masyarakat Indonesia akan perlindungan kesehatan semakin dinamis.
Kendati penetrasi pasar di Makassar masih rendah, melalui produk itulah Prudential berupaya manggaet nasabah yang potensial. Tercatat, jumlah nasabah Prudential di Indonesia sebanyak 2 juta orang, 40 ribu di antaranya merupakan nasabah di Sulsel. Dengan persentasi 50% nasabah di Makassar dan 50% lainnya di luar Makassar.
"Secara khusus kami tidak mematok target penambahan. Tapi kami optimistis akan ada penambahan karena produk ini mampu menjawab kebutuhan masyarakat," jelas Jens.
Ia merincikan, PRUTop dan PRUTop Syariah menawarkan sejumlah keunggulan, pertama perlindungan atas kondisi kritis yang lebih luas, tidak lagi terbatas pada jumlah penyakit kritis yang dilindungi. Kedua, maksimal uang pertanggungan hingga Rp5 miliar.
Ketiga, PRUTop dan PRUTop Syariah yang dibeli bersamaan dengan PRUEarly Stage Crisis Cover Plus (konvensional dan syariah) merupakan perlindungan kondisi kritis yang kompli. Produk terbaru Prudentual ini juga tida memiliki ketentuan masa bertahan hidup atau survival period.
"Yang utama juga yaitu perlindungan atas penyakit kritis yang belum ditemukan atau future-proof," kata Jens.
Menanggapi hal itu, dr. H Rachmat Latief menilai produk ini menjawab tantangan kesehatan yang makin kompleks dengan penyakit kritis yang kian berkembang. Apalagi, permasalahan kesehatan dewasa ini makin nyata.
"Bukan lagi hal yang bisa diabaikan dan sangat mengancam. Sehingga masyarakat harus selalu bersiap dan waspada. Secara global, World Health Organization (WHO) mengkategorikan permasalahan kesehatan hingga mencapai 68.000 jenis," ungkap Rachmat.
Indonesia kata dia, juga tak lepas dari bahaya kesehatan tersebut dan kita harus terus siaga terhadap kemunculan penyakit-penyakit baru. Para ahli memperkirakan lima penyakit baru pada manusia muncul tiap tahun, tiga diantaranya bersumber dari binatang. (k36)