Bisnis.com, MANADO – Bank Indonesia melaporkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara pada 2020.
"Kami masih optimistis dengan pertumbuhan ekonomi Sulut," kata Kepala BI Kantor Perwakilan (KPw) Sulut Arbonas Hutabarat di Manado pada Jumat (10/1/2020).
Dia mengemukakan pariwisata akan menjadi salah satu sumber alternatif utama dari pertumbuhan ekonomi di Sulut.
“Ini sejalan dengan visi nasional untuk menetapkan KEK Likupang, yang akan menjadi salah satu destinasi super prioritas di Indonesia,” kata Arbonas.
Menurut data World Economic Forum, lanjutnya, daya saing pariwisata Indonesia berada di posisi 40 atau masih di bawah Thailand dan Malaysia.
“Beberapa hal perlu untuk dioptimalkan untuk mendorong sektor pariwisata agar dapat terus meningkatkan kedatangan wisman,” tuturnya.
Dia mengatakan perluasan pasar pariwisata, di luar turis dari China, perlu dilakukan, terutama untuk turis-turis Eropa dan Amerika Serikat yang umumnya memiliki kualitas pengeluaran yang lebih tinggi.
Arbonas juga menyebutkan bahwa sisi geografis Sulut yang potensial karena dikelilingi oleh mega hub dunia seperti Singapura, Hong Kong, Kuala Lumpur, dan Bangkok perlu didimanfaatkan dengan menggandeng maskapai-maskapai internasional, terutama low cost carrier untuk menekan biaya perjalanan.
Secara umum, BI yakin bahwa pengembangan KEK Pariwisata Likupang akan mendatangkan total investasi di Sulut sebesar Rp7,1 triliun dalam beberapa tahun ke depan dan diprediksi memberi kontribusi devisa Rp22,5 triliun pada 2030.
“SDM juga harus disiapkan semaksimal mungkin untuk Ikut berkontribusi,” tambah Arbonas.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, wisman paling banyak berkunjung ke Sulut beberapa tahun terakhir ini yakni turis China.