Bisnis.com, MANADO— Provinsi Sulawesi Utara membukukan nilai ekspor US$69,70 juta atau turun 5.03% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), yang dikutip Selasa (17/12/2019), nilai ekspor nonmigas Bumi Nyiur Melambai US$69,70 juta pada November 2019. Realisasi itu turun 0,91% dari US$70,34 juta bulan sebelumnya.
Secara tahunan, realisasi ekspor nonmigas per November 2019 tercatat turun 5,03%. Pasalnya, Sulut merealisasikan nilai ekspor nonmigas US$73,39 juta pada November 2018.
Secara kumulatif, total nilai ekspor nonmigas Sulut US$709,28 juta pada Januari 2019—November 2019. Posisi itu turun 21,22% dari US$900,44 juta periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, dari sisi golongan barang HS 2 digit, komoditas lemak dan minyak hewani atau nabati tetap menjadi kontributor tertinggi untuk ekspor nonmigas Sulut November 2019. Sektor itu tercatat berkontribusi 46,87%.
Akan tetapi, total nilai ekspor komoditas lemak dan minyak hewani atau nabati US$32,66 juta pada November 2019. Realisasi itu turun 8,97% dibandingkan dengan US$35,88 juta bulan sebelumnya.
Adapun, BPS Provinsi Sulut mencatat komoditas lemak dan minyak hewani atau nabati diekspor ke lima negara yakni Belanda, China, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
China masih menjadi tujuan utama ekspor nonmigas Sulut dengan realisasi US$15,05 juta pada November 2019. Jumlah itu setara dengan 21,60% dari total nilai ekspor nonmigas.
Sementara itu, nilai impor Sulut tercatat senilai US$16,90 juta pada November 2019. Posisi itu turun 17,68% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Pada periode itu, Malaysia menjadi negara pemasok terbesar komoditas impor Sulut pada November 2019. Tercatat, Negeri Jiran berkontribusi 47,55% terhadap total nilai impor.
Dengan demikian, nilai neraca perdagangan Sulut mengalami surplus US$52,80 juta pada November 2019. Jumlah itu naik dari US$49,81 juta pada Oktober 2019.