Bisnis.com, MANADO— Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara menyiapkan operasi pasar komoditas cabai rawit dan tomat sayur untuk menekan harga yang naik dalam beberapa pekan terakhir.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Jenny Karouw mengatakan tengah mempersiapkan operasi pasar. Langkah itu untuk mewaspadai kenaikan harga khususnya menjelang akhir tahun.
Dia menjelaskan bahwa harga cabai rawit sempat menyentuh level harga Rp100.000 per kilogram (/kg). Namun, kini pergerakan mulai turun di kisaran Rp76.000 /kg hingga Rp78.000/kg.
“Kami ingin mewaspadai supaya harga cabai rawit jangan naik dan bisa turun dari Rp70.000/kg,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (14/11).
Jenny menyebut akan melakukan operasi pasar pada pekan depan. Rencananya, pemerintah akan menggelontorkan pasokan hasil produksi lokal atau Sulut.
“Pasokan lokal yang kami fasilitasi pengangkutannya. Kami sedang persiapan sambil mengamati pergerakannya,” paparnya.
Baca Juga
Selain cabai rawit, dia menyebut operasi pasar juga akan dilakukan untuk tomat sayur. Menurutnya, harga komoditas itu saat ini dijual dengan harga sekitar Rp16.000/kg.
Jenny menjelaskan bahwa harga tomat di tingkat petani relatif mahal. Pasalnya, para petani mengakumulasi biaya produksi sebelumnya.
“Mereka [petani] kalkulasi biaya produksi karena harga pernah sampai Rp1000/kg—Rp2.000/kg,” jelasnya.
Dia menyatakan operasi pasar dilakukan untuk menekan harga. Hal itu sejalan dengan upaya mengendalikan tingkat inflasi di Bumi Nyiur Melambai.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan Perum Bulog untuk melakukan pembelian. Nantinya, operasi pasar akan dilakukan bersama Dinas Pangan, Bank Indonesia, Dinas Pertanian, dan Biro Ekonomi.