Bisnis.com, MANADO — Harga kopra di Sulawesi Utara masih tertekan hingga September 2019 meski sempat naik tipis pada bulan sebelumnya.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sulawesi Utara (Apeksu) George Umpel mengungkapkan harga kopra masih berada di kisaran Rp5.000 per kilogram, padahal harga komoditas itu sempat menguat menjadi Rp6.000 per kilogram pada bulan sebelumnya.
Dia menilai harga kopra di Sulut tertekan akibat kebijakan pembelian dari pabrikan pengolah komoditas tersebut. Menurutnya, kopra yang digunakan untuk memproduksi minyak kelapa oleh para produsen tidak hanya berasal dari satu tempat.
“Mereka tidak hanya ambil dari Sulut, tetapi juga dari Sulawesi Tengah dan Maluku. Pedagang cari yang murah,” ujarnya kepada Bisnis padaSelasa (24/9/2019).
George menilai saat ini solusi untuk mengatasi rendahnya harga kopra yakni dengan membangun industri kecil minyak kelapa terpadu. Hal tersebut telah diusulkan kepada pemerintah setempat.
Dia melanjutkan pemerintah memang telah memberikan bantuan alat pengolahan minyak kelapa. Akan tetapi, kualitas dan kapasitas yang dihasilkan belum sesuai harapan para petani.
Selain mengolah kopra, George telah mengusulkan adanya bantuan tungku untuk mengolah kopra putih. Menurutnya, harga komoditas itu lebih mahal dibandingkan dengan harga kopra asapan atau hitam.
Salah satu faktor yang menjadi penekan harga kopra hitam yakni biaya yang harus dikeluarkan oleh pabrikan. Pasalnya, produsen harus mengeluarkan biaya lagi untuk mengolah komoditas tersebut. “Pabrikan harus mengolah lagi kopra hitam dengan bahan kimia,” paparnya.